nusabali

Gong Kebyar Anak-anak Buleleng Bawakan Garapan Meslodoran

  • www.nusabali.com-gong-kebyar-anak-anak-buleleng-bawakan-garapan-meslodoran

SINGARAJA, NusaBali - Sanggar Seni Bayu Teja Budaya dari Banjar Pamesan, Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Buleleng, tampil memukau di ajang Parade Gong Kebyar Anak-anak Pesta Kesenian Bali 2024.

Para seniman cilik ini membawakan permainan tradisional Meslodoran yang merupakan salah satu kearifan lokal Buleleng.

Dalam penampilan pada Selasa (25/6) lalu di Panggung Ardha Candra Taman Budaya Bali tersebut, Sanggar Seni Bayu Teja Budaya juga menampilkan beberapa garapan seni yang memukau, antara lain Tabuh Prananing Lumat dan Tari Pancasila.

Pembina Sanggar Seni Bayu Teja Budaya, I Putu Eka Juliana Putra menjelaskan bahwa permainan tradisional Meslodoran terus menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak di Desa Lokapaksa. Meskipun zaman telah banyak berubah, anak-anak di desa ini tetap melestarikan permainan yang sarat akan kebersamaan dan strategi tersebut.

Permainan Meslodoran dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari empat orang. Grup pertama bertugas sebagai penjaga Meslodoran, sementara grup lainnya adalah pemain yang berusaha menerobos penjagaan. Untuk memulai permainan, dibuat tiga garis melintang sejajar dan satu garis membujur yang membagi tiga garis melintang tersebut di tengah.

“Meslodoran adalah bagian dari warisan budaya kami yang penting untuk dilestarikan,” ujar Eka Juliana, Sabtu (29/6).

Lebih lanjut, dia menjelaskan para penjaga Meslodoran masing-masing menempati posisi di atas tiga garis melintang yaitu satu di garis depan, satu di garis tengah, satu di garis belakang, dan satu lagi di garis membujur. Tugas mereka adalah menjaga agar wilayah slodoran tidak dimasuki oleh grup lawan. Grup lawan harus melewati tiga garis melintang sejajar dan kembali ke posisi awal tanpa tersentuh oleh penjaga.

Jika penjaga berhasil menyentuh salah satu pemain lawan, maka pemain tersebut dinyatakan gagal. Namun, jika grup lawan berhasil menerobos penjagaan dan kembali ke posisi awal tanpa tersentuh, mereka dinyatakan sebagai pemenang.

Kata dia, permainan Meslodorantidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga mengajarkan anak-anak mengenai kerja sama tim, strategi, dan keterampilan motorik.

Pihak sanggar sengaja menampilkan Meslodoran untuk mempopulerkan kembali permainan-permainan tradisional. Selain itu, dengan menampilkan permainan Meslodoran ini  diharapkan bisa menjadi lambang kekayaan budaya yang hidup dan dinamis, serta dapat menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk mencintai dan melestarikan warisan budaya mereka.

“Melalui permainan ini, anak-anak tidak hanya bermain dan bersenang-senang, tetapi juga belajar tentang pentingnya kebersamaan dan kerja keras.” tutupnya.7mzk

Komentar