Usai Revitalisasi, Sejumlah Kios di Pasar Kapal Masih Kosong
Setelah direvitalisasi, kondisi Pasar Kapal di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, kian mentereng.
MANGUPURA, NusaBali
Namun pekerjaan rumah (PR) bagi PD Pasar Badung adalah memasarkan kios/los, karena tak seluruh los pasar terisi. Dari data yang dihimpun, masih ada beberapa kios yang terletak di bagian belakang kosong belum terisi oleh pedagang.
Informasi dari pedagang, harga sewa kios di Pasar Kapal yakni kisaran Rp 400 ribu sampai Rp 800 ribu sebulan. Nah kios yang ‘tak laku’ itu adalah kios yang harganya disebut-sebut paling mahal.
Kondisi ini diakui Dirut PD Pasar Badung I Made Sutarma, Rabu (9/8). Dia mengaku masih ada yang belum menempati. “Baru 70 pedagang, padahal ada 90 tempat kami sediakan. Jadi masih 20 yang terus kami pasarkan,” kata Sutarma, kemarin.
Dia menjelaskan, kendala yang dihadapi pasar yang diplaspas pada 12 Januari 2017 itu adalah sepinya pengunjung. Sehingga setiap kali ada pihak yang ingin menyewa, mengeluhkan pasar sepi. “Setiap calon pedagang yang berencana menyewa tempat itu mengeluhkan sepi pengunjung, itu saja kendalanya,” aku Sutarma. Padahal menurut dia, dari segi letak Pasar Kapal yang baru dibangun dengan anggaran Rp 1,6 miliar sangat strategis. Terlebih pasca-revitalisasi kondisi pasar jauh lebih bersih, lahan parkir juga luas, retribusi juga murah.
Terhadap kondisi tersebut pihaknya kembali menegaskan masih berupaya memasarkan kepada masyarakat. “Mudah-mudahan dalam waktu tidak lama semuanya bisa terisi,” harapnya.
Kendati begitu, aku Sutarma, pasca-revitalisasi pendapatan pasar setiap bulan meningkat. Bila dihitung peningkatannya sebesar 50 persen dari sebelum revitalisasi. Dulu pendapatan pasar Rp 17 juta per bulan, kini meningkat Rp 23 juta hingga Rp 24 juta per bulan.
Dari sisi pendapatan pedagang bagaimana? Sutarma mengaku tak tahu persis. Namun menurutnya petugas dari Unit Pasar Kapal telah melakukan pendataan.
Sementara salah seorang pedagang mengakui kondisi pasar cukup sepi. Hanya apabila mendekati upacara keagamaan pasar sedikit menggeliat. “Paling ramenya menjelang hari raya saja,” tutur Biyang Ari. Saking sepinya, pedagang yang menjual sembako itu mengaku hingga siang hari hanya mendapatkan beberapa pembeli saja. “Dari pagi jualan baru dapat Rp 20 ribu,” ucapnya.
Untuk diketahui, Pasar Kapal merupakan satu dari sembilan unit pasar di bawah PD Pasar Badung. Revitalisasi Pasar Kapal menelan anggaran Rp 1,6 miliar. Anggaran diambil dari APBD Badung tahun 2016. *asa
Informasi dari pedagang, harga sewa kios di Pasar Kapal yakni kisaran Rp 400 ribu sampai Rp 800 ribu sebulan. Nah kios yang ‘tak laku’ itu adalah kios yang harganya disebut-sebut paling mahal.
Kondisi ini diakui Dirut PD Pasar Badung I Made Sutarma, Rabu (9/8). Dia mengaku masih ada yang belum menempati. “Baru 70 pedagang, padahal ada 90 tempat kami sediakan. Jadi masih 20 yang terus kami pasarkan,” kata Sutarma, kemarin.
Dia menjelaskan, kendala yang dihadapi pasar yang diplaspas pada 12 Januari 2017 itu adalah sepinya pengunjung. Sehingga setiap kali ada pihak yang ingin menyewa, mengeluhkan pasar sepi. “Setiap calon pedagang yang berencana menyewa tempat itu mengeluhkan sepi pengunjung, itu saja kendalanya,” aku Sutarma. Padahal menurut dia, dari segi letak Pasar Kapal yang baru dibangun dengan anggaran Rp 1,6 miliar sangat strategis. Terlebih pasca-revitalisasi kondisi pasar jauh lebih bersih, lahan parkir juga luas, retribusi juga murah.
Terhadap kondisi tersebut pihaknya kembali menegaskan masih berupaya memasarkan kepada masyarakat. “Mudah-mudahan dalam waktu tidak lama semuanya bisa terisi,” harapnya.
Kendati begitu, aku Sutarma, pasca-revitalisasi pendapatan pasar setiap bulan meningkat. Bila dihitung peningkatannya sebesar 50 persen dari sebelum revitalisasi. Dulu pendapatan pasar Rp 17 juta per bulan, kini meningkat Rp 23 juta hingga Rp 24 juta per bulan.
Dari sisi pendapatan pedagang bagaimana? Sutarma mengaku tak tahu persis. Namun menurutnya petugas dari Unit Pasar Kapal telah melakukan pendataan.
Sementara salah seorang pedagang mengakui kondisi pasar cukup sepi. Hanya apabila mendekati upacara keagamaan pasar sedikit menggeliat. “Paling ramenya menjelang hari raya saja,” tutur Biyang Ari. Saking sepinya, pedagang yang menjual sembako itu mengaku hingga siang hari hanya mendapatkan beberapa pembeli saja. “Dari pagi jualan baru dapat Rp 20 ribu,” ucapnya.
Untuk diketahui, Pasar Kapal merupakan satu dari sembilan unit pasar di bawah PD Pasar Badung. Revitalisasi Pasar Kapal menelan anggaran Rp 1,6 miliar. Anggaran diambil dari APBD Badung tahun 2016. *asa
1
Komentar