Pilkada Bali Butuh Terobosan Baru dan Kolaborasi Antar Partai
DENPASAR, NusaBali – Dua bulan menjelang pendaftaran Pilkada 2024, kondisi politik di Bali masih penuh dengan ketidakpastian. Meski beberapa partai politik sudah mulai mengusung nama-nama kandidat, masih ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan, terutama terkait rekomendasi partai dan strategi politik yang tepat.
Hendra ‘Sinyo’ Dinata, seorang pengamat politik lokal, memberikan pandangannya tentang dinamika politik yang sedang berlangsung. Menurut Sinyo, PDI Perjuangan sebagai partai pemenang pada Pemilu Legislatif lalu sudah memiliki dua kandidat kuat, yaitu Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta. "Kalau mereka duet berdua, selesai lah semuanya. Otomatis kuat banget," ujarnya.
Namun, Sinyo menambahkan bahwa masih ada banyak pertimbangan terkait posisi yang akan diambil oleh Giri Prasta. "Giri apakah mau menjadi Bali 2 atau memilih Bali 1. Tergantung rekomendasi dari PDIP kan. Itu poinnya. Tapi mungkin Giri harus ke Bali 2 dulu. Kalau mau ngalah, ya Giri menjadi nomor 2 dulu nanti 5 tahun ke depan baru menjadi Bali 1," jelas pengusaha kuliner dan properti ini.
Selain itu, Sinyo juga mengakui bahwa partai pemenang tentu memiliki kader-kader yang kompeten dan mampu diusulkan sebagai calon pemimpin. "Partai pemenang kan pasti punya orang-orang yang hebat juga nanti yang bisa diusulkan. Barangkali mereka bergabung semuanya, sepakat untuk Bali ke depan untuk 5 tahun ini boleh saja," ungkapnya.
Sinyo menyebut realistis jika kader PDI Perjuangan yang difavoritkan sebagai jawara pada Pilkada Bali mendatang. Pasalnya, di Pemilu Legislatif lalu, dominasi ‘merah’ masih sangat kuat di Pulau Dewata.
Ia pun menyebut jika pemimpin Bali mendatang tidak harus linier dengan pemerintah pusat yang dipimpin oleh Prabowo Subianto yang notabene adalah Ketua Umum DPP Partai Gerindra. “Yang penting bisa menahan ego masing-masing, dan semua dilakukan demi kesejahteraan rakyat, khususnya masyarakat Bali,” ujarnya.
Di sisi lain, terkait dengan kondisi ekonomi di Bali, Sinyo menyoroti perlunya terobosan baru dari para pemimpin untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada. "Kalau sekarang memimpin harus berani bikin suatu terobosan yang luar biasa ya. Kalau enggak Bali akan bahaya nih," tegasnya.
Sinyo menekankan bahwa banyak fasilitas di Bali yang sudah tidak memadai, dan hal ini berdampak pada efisiensi kerja dan kesejahteraan masyarakat. "Kita harus memulai yang baru sama-sama," tambahnya.
Mengenai pemimpin yang akan datang, Sinyo berharap agar pemimpin tersebut memiliki komitmen yang kuat untuk membangun Bali. "Kita pilih pemimpin supaya pemimpin itu memberikan solusi. Jangan pilih orang baru kenal. Tapi enggak punya kemauan untuk membenahi. Tidak punya kemauan untuk bekerja keras untuk itu," ujarnya.
Selain itu, Sinyo juga menyinggung pentingnya kolaborasi antar partai untuk kepentingan Bali. "Partai apapun yang maju menjadi Kepala Daerah, yang penting punya komitmen untuk membangun. Jangan hanya seremonial," katanya.
Dalam menghadapi Pilkada yang akan datang, Sinyo berharap agar semua pihak dapat bekerja sama dan memilih pemimpin yang benar-benar berkomitmen untuk memajukan Bali. "Masyarakat Bali harus melek. Masih banyak rakyat kita miskin kok di daerah-daerah. Banyak yang keleleran. Ini yang harus dibenahi," tutupnya.
Komentar