'Jangan Pertanyakan Pancasila Lagi'

Lantaran di tangan mereka masa depan bangsa berada. Terlebih saat ini, kondisi suka gaduh dan kerap mempertanyakan Pancasila, apakah masih perlu atau tidak di Indonesia. Menurut Zulkifli, mengenai hal tersebut sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.
 
"Karena itu, sudah menjadi kesepakatan final sejak 72 tahun lalu. Kalau ada yang mempertanyakan Pancasila perlu atau tidak, tandanya mundur lagi. Saat ini  yang terpenting adalah sosialisasi dan implementasinya agar Merah Putih tetap utuh. Sayang, saat ini sukanya gaduh. Kalau Merah Putih "koyak", ibu-ibulah yang "menjahit". Ibu-ibu yang menentukan masa depan Indonesia," ujar Zulkifli ketika menghadiri Kongres Kerja Kowani di Lemhanas, Rabu (9/8).
 .
Oleh karena itu, lanjut Zulkifli, yang paling penting adalah memikirkan bagaimana Indonesia ke depan bisa bersaing. Tidak lagi membahas mengenai perlu atau tidaknya Pancasila serta selalu menyinggung tentang suku, agama, ras dan antar golongan kembali. Sejak dahulu Indonesia memang berbeda.
 
"Jadi jangan lagi diributkan tentang suku, agama, ras dan antar golongan. Faktanya kita memang berbeda. Itu juga sudah dibahas 72 tahun lalu," ucapnya.
 
Pria yang menjabat sebagai Ketum PAN ini menerangkan, tantangan ke depan adalah menyiapkan generasi yang memiliki daya saing agar membawa negara semakin maju dan sejahtera.
 
Syaratnya, menguasai ilmu. Bila tidak menguasai ilmu, kita tidak mengetahui apa-apa. Akibatnya bisa menjadi kuli di negara sendiri maupun di negara lain. Lalu, adanya kepercayaan. Dengan begitu tidak ada rasa saling curiga sesama anak bangsa. Melainkan saling percaya sehingga dapat membangaun negeri ini. Tak kalah penting adalah memiliki nilai seperti nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. *k22