Ratusan Layang-layang Hiasi Langit Pantai Berawa
MANGUPURA, NusaBali - Ratusan layang-layang menghiasi langit Pantai Berawa, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Minggu (30/6) pagi.
Para Rare Angon atau sebutan baik pemain layang-layang sangat antusias menaikkan layang-layang dalam ajang lomba bertajuk Festival Layangan Tegal Gundul yang ketiga tahun 2024.
Ketua ST Dwi Bhuana Santhi I Nengah Dana Natih, mengatakan peserta lomba berasal dari seluruh Bali, dengan dominasi peserta dari Denpasar, Mengwi, dan Tabanan. Dia pun menyampaikan kegembiraannya atas meningkatnya jumlah peserta setiap tahunnya. Pada tahun ini, setidaknya 634 peserta ikut ambil bagian dalam lomba tersebut.
“Jumlah layang-layang yang ikut meningkat setiap tahunnya, pertama kali pada 2022, hanya sekitar 300 layang-layang, lalu 2023 sebanyak 400 layang-layang, dan sekarang meningkat menjadi 634 layang-layang,” jelasnya saat ditemui di lokasi kemarin.
Dikatakan Dana, festival tahun ini mempertandingkan berbagai jenis layang-layang tradisional Bali. Di antaranya layangan cotekan, bebean, pecukan, janggan, yang terbuat dari kain maupun plastik.
Aturan perlombaan kali ini cukup ketat, Dana menjelaskan, dengan kategori ukuran layang-layang yang dibagi menjadi beberapa kelompok, yakni layang-layang kain berukuran 2,5 meter hingga 3 meter masuk ke kategori remaja. Kemudian, ukuran 4,5 meter hingga 5 meter masuk ke kategori dewasa. Sedangkan untuk layang-layang plastik, ukuran yang dipertandingkan adalah 2,5 meter hingga 3 meter.
Perlombaan ini dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota antara 10 hingga 20 orang. Hadiah yang diperebutkan dalam lomba kali ini berupa uang tunai, piala, dan piagam penghargaan. “Dari juara 1 hingga harapan 3 di masing-masing seri akan mendapatkan hadiah. Mereka akan berlomba hingga pukul 16.30 Wita,” tambahnya.
“Harapan ke depan kami di sini menjaga tradisi Bali agar terus berkelanjutan untuk generasi muda. Kita lihat juga di sini ada peserta dari SD, jadi tahun ke tahun meningkat,” harapnya.
Sementara, Gede Arjana, seorang peserta asal Tabanan, turut memeriahkan Festival Layangan Tegal Gundul dengan membawa layangan khas Bali bernama Cotek Belolong. Dengan nomor urut 81, timnya yang bernama Squad D2A masuk dalam kategori remaja. “Cotek Belolong ini adalah layangan khas Bali yang memiliki ciri khas sayap yang pendek. Ini adalah pertama kalinya saya ikut dalam jenis layangan ini,” ujarnya.
Meskipun persiapan untuk mengikuti lomba ini hanya dilakukan dalam satu malam, Gede tetap semangat. Gede mengaku jika dirinya sudah sering mengikuti berbagai lomba layangan sebelumnya.
Dalam kesempatan yang sama, Brand and Marcom Lv8 Resort Hotel, Kanya Paramitha menyatakan komitmen mereka dalam mendukung kegiatan Festival Layangan Tegal Gundul yang diadakan setiap tahun. Festival layangan ini bukan hanya sekadar ajang hiburan, tetapi juga menjadi bagian penting dari sport tourism dan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Lv8 Resort Hotel.
“Kami mendukung kegiatan ini untuk salah satu sport tourism dan kegiatan CSR kami. Kami selalu support kegiatan dari masyarakat karena pengunjung wisatawan di sini juga bisa melihat budaya Bali,” ucapnya.
“Tanggapan tamu selama ini selalu positif, karena mereka bisa mendapat pengalaman baru. Di Bali, selain menjadi destinasi liburan, tetapi kegiatan budaya dan masyarakat juga menjadi tambahan,” imbuhnya. 7 ol3
Komentar