nusabali

Pembangunan Pura Pedharman Sira Arya Gajah Para di Besakih

Pematangan Lahan Awal 2025, Target Makarya 2026

  • www.nusabali.com-pembangunan-pura-pedharman-sira-arya-gajah-para-di-besakih

AMLAPURA, NusaBali - Warga pratisentana (keturunan) Sira Arya Gajah Para Bretara Sira Arya Getas (AGPAG) Nusantara sepakat membangun Pura Pedharman di komplek Pura Besakih, Karangasem. Pembangunan akan diawali pematangan lahan sekitar 20 are awal 2025. Pembangunan ditarget rampung dengan ditandai Karya Ngenteg Linggih sekitar tahun 2026.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Pengurus Pusat Sira AGPAG Nusantara I Ketut Suadnyana, Minggu (30/6). Dia menjelaskan, konsep gambar pura ini telah dibahas dalam paruman yang dihadiri pengurus pusat, panitia pembangunan, perwakilan sameton dadia se-Bali, dan Ketua Paruman Walaka Pratisentana Sira AGPAG I Made Dapir di Kantor PT Tunas Jaya, Sanur, Kota Denpasar, Sabtu (29/6). Paruman ini sekaligus presentasi gambar pradetail bangunan karya sameton dipadu tim insinyur dari PT Tunas Jaya, milik Ketua Paruman Walaka I Made Dapir.

Suadnyana menjelaskan, pambangunan pura ini mengacu gambar hasil karya arsitek pratisentana Sira AGAP asal Kota Denpasar, yang juga dosen Fakultas Teknik Universitas Warmadewa, Denpasar, Dr Ir I Nyoman Nuariartana MT. Gambar ini juga nanti akan diuji publik kepada para sameton. Menyusul progres tersebut, Rabu (3/7, tim teknik geometric dari PT Tunas Jaya Sanur akan  survei ke lokasi pura untuk menentukan peta rinci, posisi, dan topografi lahan. 

Sebagai pengurus pusat bersama panitia, Suadnyana merasa mendapatkan asupan energi makin kuat untuk mewujudkan pura ini. Karena dalam paruman tersebut muncul sejumlah usulan yang menekankan agar progres tahapan pembanguan tahapan pura ini bergerak konsisten atau tanpa henti. ‘’Oleh karena itu kami kini fokus untuk melunasi pembebasan lahan pura Rp 5 miliar lebih hingga Desember 2024,’’ ujar Kepala Dinas Kebudayaan Klungkung, asal Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem ini.

Suadnyana mengaku sangat bersyukur dengan anugerah Ida Bhatara Lelangit. Karena keinginan sameton untuk membangun pura terebut tak sebatas diwujudkan dengan tekad dan ngayah, namun juga makin banyak sameton terpanggil untuk madana punia. Misalnya, dalam paruman di Sanur tersebut, salah seorang sameton yang Bendesa Adat Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung, I Made Wijaya, mapunia Rp 1 miliar.  ‘’Kami juga telah membuat surat edaran kepada para sameton terkait tahapan kegiatan pembangunan ini,’’ jelasnya.

Ketua Parumam Walaka Pratisentana Sira AGPAG Nusantara I Made Dapir menyampaikan rasa angayubagia (kebahagiaan) atas kerja keras sameton khususnya pengurus pratisentana yang menggerakkan progres pembangunan pura pedharman ini. Dirinya mapiteket (menasehati) agar pengurus pusat dan panitia pembangunan pura ini juga mempertimbangkan keberadaan sameton Pratisentana Sira AGPAG di Nusantara, terutama dari aspek kondisi ekonomi yang beragam. 

Oleh karena itu, pembangunan pedharman ini jangan sampai terkesan memberatkan sameton. "Alangkah baiknya bagi sameton yang kapaica (diberikan) rejeki lebih bisa madana punia. Bagi yang belum hanya dengan doa dan ngaturang canang, itu sudah sangat bagus. Terpenting, semua punya rasa memiliki," ujar penanggungjawab pembangunan ini.

Setelah menyimak pradetail desain pura tersebut, dirinya berpesan agar proses pembangunan pura mesti dibangun berkonsep kebutuhan jangka panjang atau untuk generasi pratisentana masa depan. Menimbang hal itu, dirinya sepakat jika bangunan ini bisa difinalisasi sesuai rencana. Namun proses pembangunan yang diperkokoh semangat bhakti, satya, wirang, dari para sameton menjadikan pura ini tak hanya akan tampak indah, anggun, melainkan juga mataksu atau bervibrasi kesucian Ida Sangghang Widhi Wasa dan Ida Bhatara Lelangit.7lsa 

Komentar