Muncul Wacana Wijaya - Dek Ulik
Politisi Golkar Made wijaya jadi representasi Nusa Penida, sementara Srikandi Hanura Dek Ulik sebagai kekuatan Klungkung daratan
Golkar-Hanura Jajaki Koalisi di Pilkada Klungkung 2018
DENPASAR, NusaBali
Golkar jajaki kemungkinan berkoalisi dengan Hanura di Pilkada Klungkung 2018. Skenarionya, Golkar-Hanura akan mengusung I Made Wijaya-Ni Made Suastini alias Dek Ulik sebagai pasangan Cabup-Cawabup Klungkung, untuk menghadapi incumbent I Nyoman Suwirta-I Made Kasta (Paket Suwasta) dari Gerindra.
Penjajakan koalisi ini ditandai dengan pertemuan antara pengurus DPD II Golkar Klungkung dan DPC Hanura Klungkung di Denpasar, Rabu (9/8) siang. Dalam pertemu-an kemarin, rombongan elite Partai Beringin dipimpin langsung Ketua DPD II Golkar Klungkung I Made Ariandi. Sedangkan Ketua DPC Hanura Klungkung I Wayan Suyasa hadir bersama Sekretaris DPC Hanura I Nyoman Suastika.
Made Ariandi menegaskan, ini penjajakan awal untuk koalisi digalang Golkar dan Hanura menuju Pilkada Klungkung 2018. “Nanti masih akan berlanjut lagi dengan komunikasi-komunikasi penguatan,” ujar Made Ariandi di sela pertemuan Golkar-hanura, Rabu kemarin.
Menurut Ariandi, Golkar dan Hanura punya keinginan yang sama: melahirkan pemimpin yang lebih baik melalui Pilkada Klungkung 2018. Makanya, pembicaraan soal siapa pemimpin yang layak untuk memimpin Klungkung ke depan perlu dilakukan melalui komunikasi politik lebih intensif.
“Untuk adalah tahap penjajakan koalisi. Rekan kami dari Hanura punya pemikiran yang sejalan dengan Golkar, harus lahir pemimpin Klungkung yang lebih baik di Pilkada 2018 nanti. Kita sama-sama saling menguatkan, mencari calon pemimpin dengan pola yang rasional,” tandas pentolan Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Provinsi Bali ini.
Ariandi mengatakan, hingga saat ini belum ada kepastian siapa yang akan maju tarung ke Pilkada Klungkung 2018. Dari Golkar sendiri, sosok Made Wijaya dianggap cukup layak diusung. Made Wijaya merupakan kader Beringin asal kawasan seberang Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung yang dikenal sebagai pengusaha hotel dan pemilik sekolah kapal pesiar. Saat ini, Wijaya menjabat sebagai Wakil Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali dan sekaligus Korwil Klungkung DPD I Golkar Bali.
Menurut Ariandi, Wijaya adalah tokoh pengusaha muda yang mengakar di masyarakat. Wijaya juga berpengalaman di legislatif sebagai anggota DPRD Klungkung. “Secara akademik, Wijaya memenuhi syarat. Jadi, skala–niskala Wijaya memenuhi syarat untuk diusung sebagai Cabup Klungkung di Pilkada 2018 mendatang,” tegas Ariandi.
Dan, seberapa jauh tingkat elektabilitas Wijaya, nantinya akan diukur melalui mekanisme survei kandidat. ”Kami tidak menepuk dada untuk menandingi incumbent (Paket Suwasta, Red). Tapi, kalau ternyata dalam survei nanti, rakyat memang menginkan harus ada pemimpin baru yang lebih baik di Klungkung, kenapa tidak?” katanya.
Sementara itu, Sekretaris DPC Klungkung Nyoman Suastika mengatakan, pertemuan dengan jajaran DPD II Golkar Klungkung kemarin untuk membangun kesepahaman ke depan, bagaimana Pilkada Klungkung 2018 bisa melahirkan calon pemimpin yang lebih mumpuni. “Kita bangun komunikasi politik, kita ingin bersama-sama mengusung pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati yang diharapkan rakyat,” tandas politisi Hanura asal Desa Tulang Nyuh, Kecamatan Klungkung ini.
Suastika menegaskan, Hanura saat ini tengah menyiapkan kandidat calon untuk tarung Pilkada Klungkung 2018. Yang sudah pasti mendaftar sebagai calon adalah Ni Made Suastini, Srikandi Hanura yang dikenal sebagai penyanyi Pop Bali dangan panggilan beken Dek Ulik. Saat ini, baru Dek Ulik---yang notabene istri dari Senator Kadek lolak Arimbawa---yang telah mengembalikan berkas pencalonan ke DPC Hanura Klungkung.
Jika koalisi Golkar-Hanura terbangun, Dek Ulik nantinya akan disodorkan sebagai Cawabup Klungkung pendamping Made Wijaya. “Kami memadukan kekuatan Nusa Penida dan Klungkung daratan. Ada keseimbangan antara Klungkung kepulauan dan Klungkung daratan,” ujar Suastika.
Dalam hal ini, Made Wijaya yang berasal dari Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida sebagai representasi Klungkung kepulauan. Sedangkan Dek Ulik yang asal Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung jadi representasi Klungkung daratan.
Sementara, Ketua DPC Hanura Klungkung Wayan Suyasa mengatakan, Golkar-Hanura bakal menggalang kekuatan politik dengan menarik sejumlah parpol untuk membangun koalisi usung paket calon ke Pilkada Klungkung 2018. “Kami Hanura dan Golkar bisa terus menjalin komunikasi meluas. Tak menutup kemungkinan juga bergandengan dengan sejumlah parpol lainnya,” jelas politisi Hanura asal Desa Kemoning, Kecamatan Klungkung ini.
Hanura dan Golkar memang harus berkoalisi untuk bisa menyusung paket calon ke Pilkada Klungkung 2018. Maklum, Hanura hanya memiliki 5 kursi DPRD Klungkung hasil Pileg 2014 atau 16,67 persen suara parlemen. Sedangkan Golkar hanya memiliki 4 kursi DPRD Klungkung (13,33 persen suara parlemen).
Dari 7 parpol parlemen di Klungkung, hanya Gerindra dan PDIP yang bisa usung paket calon secara mandiri, karena memenuhi syarat minimal 20 persen suara parlemen. Gerindra mendominasi 8 dari 30 kursi DPRD Klungkung hasil Pileg 2014 atau setara dengan 26,67 suara parlemen. Sedangkan PDIP memiliki 7 kursi DPRD Klungkung (23,33 suara parlemen).
Sementara 3 parpol parlemen lainnya dengan kursi yang kurang signifikan di DPRD Klungkung 2014-2019 masing-masing Demokrat, PKPI, dan NasDem. Rinciannya, Demokrat hanya berkekuatan 4 kursi DPRD Klungkung (10,00 persen suara parlemen), PKPI Golkar hanya berkekuatan 2 kursi DPRD Klungkung (6,67 persen suara parlemen), dan NasDem hanya memiliki 1 kursi DPRD Klungkung (3,33 persen suara parlemen). *nat
1
Komentar