nusabali

Monyet Liar Resahkan Warga

  • www.nusabali.com-monyet-liar-resahkan-warga

Keberadaan monyet liar ini sangat mengganggu, karena bersikap agresif dan melawan ketika diusir.

MANGUPURA, NusaBali
Masyarakat di wilayah Tanjung Benoa dan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, merasa terganggu dengan kemunculan monyet liar yang masuk dan berbuat onar di lingkungan pekarangan mereka. Kemunculan monyet liar ini diketahui sudah berlangsung sejak tiga minggu terakhir.

Salah seorang warga Tanjung Benoa, I Made Muliadi, mengatakan monyet liar tersebut sering keluar saat pagi. Tak hanya berkeliaran di sekitar permukiman warga, katanya, tapi juga berkeliaran di tempat penginapan. “Setiap pagi monyet itu pasti keluar dan kejadiannya sudah hampir tiga minggu lalu,” ujarnya, Selasa (2/7) siang.

Muliadi menambahkan keberadaan monyet liar ini sangat mengganggu, karena bersikap agresif dan melawan ketika diusir. “Sangat mengganggu, apalagi monyet itu galak. Kalau kita usir, melawan,” katanya.

Hingga saat ini, belum ada penanganan terhadap monyet liar ini. Namun, warga telah berkoordinasi dengan Puskeswan Kuta Selatan untuk mencari solusi. “Sampai saat ini belum ada penanganan, tetapi kami sudah koordinasikan dengan Puskeswan Kuta Selatan,” imbuh Muliadi.

Petugas UPT Puskeswan Kuta Selatan, drh Gede Sumadja membenarkan monyet liar yang masuk ke rumah warga telah beberapa kali terjadi di wilayah Kuta Selatan. Kasus terbaru, katanya, seekor monyet yang masuk ke wilayah permukiman warga di Jimbaran dan telah berhasil ditangkap. “Monyet itu mencari makan di rumah-rumah warga. Kita sudah berikan kontak pemilik shelter, tadi pagi (kemrin) sudah diambil,” katanya.

Dijelaskan, penanganan monyet yang masuk ke lingkungan warga sebenarnya merupakan tanggung jawab Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Puskeswan Kuta Selatan hanya bertugas untuk mengkomunikasikan laporan warga dengan pihak BKSDA agar masalah ini bisa segera ditangani. Kecuali jika monyet tersebut bersikap agresif dan menyebabkan luka pada warga, barulah akan turun tangan untuk mengobservasi dan menangani masalah tersebut.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Bali Kadek Andina Widiastuti, mengatakan telah membentuk tim merespons setiap laporan dari warga. Pasalnya, menurut Andina, penanganan satwa liar tidaklah mudah karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM), sementara kasus satwa liar cukup banyak. Dia meminta agar masyarakat yang memelihara monyet ekor panjang perlu menyadari bahwa saat monyet tersebut tumbuh besar, pasti akan muncul sifat liarnya dan tidak boleh dilepasliarkan sembarangan karena hal ini dapat memicu timbulnya konflik satwa. “Selain faktor peralihan fungsi lahan, ketidaktahuan masyarakat dalam memelihara satwa liar juga menjadi penyebab meningkatnya konflik,” kata Andina.

Untuk penanganan selanjutnya, pihaknya akan turun ke lapangan, Rabu (3/7) hari ini, untuk memastikan monyet ekor panjang itu masih ada di lokasi atau tidak. “Tim akan saya turunkan, untuk penanganannya melihat situasi besok (hari ini), apakah akan pengusiran monyet atau seperti apa, kita akan lihat dahulu,” tegasnya. 7 ol3

Komentar