nusabali

Yowana Desa Adat Buleleng Diajarkan Buat Banten

  • www.nusabali.com-yowana-desa-adat-buleleng-diajarkan-buat-banten

SINGARAJA, NusaBali - Sejumlah muda-mudi atau yowana di Desa Adat Buleleng, diajarkan membuat banten dalam pasraman remaja, Selasa (2/7) di Wantilan Desa Adat Buleleng, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.

Pendidikan agama Hindu tersebut digelar dalam rangka mengisi masa libur sekolah. Tujuannya untuk mempertahankan tradisi.

Para yowana yang ikut dalam pelatihan membuat sarana banten tersebut merupakan bagian pengemong Pura Segara Desa Adat Buleleng, yang terdiri dari Banjar Adat Kampung Baru, Kampung Anyar, Banjar Jawa, Banjar Bali, dan Kaliuntu.

Kelian Desa Adat Buleleng, Nyoman Sutrisna mengatakan dalam pasraman membuat banten itu, yowana lanang (laki-laki) diajarkan membuat sanggah crukcuk. Sedangkan yowana istri (perempuan) diajarkan membuat daksina. Hasil tersebut kemudian dirangkum menjadi banten.

Ia menyebut, dalam pasraman remaja ini, para yowana tidak hanya diberi pemahaman tentang budi pekerti saja, melainkan juga diajarkan tentang mempertahankan tradisi, utamanya dalam pembuatan banten. Hal ini, kata dia, penting agar generasi muda paham tentang sarana-sarana upakara, termasuk dengan fungsinya.

“Ini dilakukan agar mereka dapat membuat sendiri di rumah. Sehingga kedepannya, yang bisa dikerjakan, tidak perlu membeli di luar,” katanya.

Sutrisna menambahkan, pasraman remaja ini sering dilakukan tiap tahunnya. Selama kegiatan, yowana diajak mengikuti sejumlah aktivitas bernafas Hindu. Seperti dharma gita atau pesantian, mengulat, membuat sesajen, hingga mesatua Bali. Bahkan mereka juga diberikan penyuluhan tentang pencegahan kekerasan seksual pada anak dan perempuan.

“Kami rutin melaksanakan pasraman remaja, berdasarkan kondisi di wilayah sendiri. Sehingga yang didapatkan para yowana berkorelasi dengan situasi saat ini,” jelas dia. 

Pihak Desa Adat berharap pasraman digelar agar masa liburan yowana di wilayah Desa Adat bisa terisi dengan kegiatan bermanfaat. Selain itu, agar mereka dijauhkan dari dampak negatif penggunaan gawai (gadget) dan media sosial. Pengetahuan yang didapat melalui pasraman ini juga diharapkan bisa ditularkan ke yowana lainnya.

“Mereka yang berasal dari banyak sekolah, semoga bisa mengetuk tularkan ke lingkungan rumah hingga sekolah,” harap Sutrisna.7 mzk

Komentar