Warga Diminta Tak Melepasliarkan Hewan Ternaknya

Sebab, sapi yang berkeliaran di jalan membahayakan pengguna jalan serta mencemari lingkungan.

Bendesa Adat Peminge Made Warsa, mengatakan sapi yang dilepasliarkan kerap menyeberang jalan secara tiba-tiba, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. “Selain itu, sapi liar sering berak di jalan membuat estetika wilayah menjadi kurang elok. Tidak jarang sapi tersebut masuk ke kawasan Pura Geger Dalem Pemutih dan memicu munculnya kotoran di akses menuju pura,” ujarnya, Rabu (3/7) siang.

Dikatakan, jumlah sapi liar yang berkeliaran di jalan cukup banyak dan kondisi ini semakin membuat warga khawatir. Masalah ini, lanjutnya, sudah berlangsung lama, upaya pendekatan kepada pemilik sapi telah dilakukan, namun belum membuahkan hasil yang signifikan.

“Yang bersangkutan (pemilik) merupakan warga di luar desa adat yang mondok di sepanjang jalan sekitar. Ada yang mengaku punya sapi, ada yang tidak mengaku, ini yang sulit kami ketahui. Yang mengaku sempat berjanji akan mengandangkan, tapi kenyataannya masih saja ditemukan,” kata Made Warsa sembari berharap instansi terkait bisa memberikan atensi.

Dikonfirmasi terpisah, Lurah Benoa Wayan Karang Subawa tak memungkiri hal tersebut. Dia berjanji akan menelusuri dan mencari tahu kondisi di lapangan terkait keberadaan sapi yang berkeliaran di jalan. “Kami akan melakukan pendekatan kekeluargaan kepada pemilik sapi agar sapi dikandangkan atau diikat. Pendekatan ini akan dilakukan dalam watu dekat, minggu ini. Saya cari identitas pemilik dahulu lewat Pak Kaling,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa pemilik sapi akan dipanggil untuk diberikan pembinaan bersama instansi terkait. Saat ditanya mengenai keluhan dari wisatawan asing terkait keberadaan sapi tersebut, Subawa menyatakan bahwa belum ada laporan yang diterima. Namun, dia tak menampik jika keluhan datang dari warga lokal. 7 ol3