Menginspirasi, SMP 6 Singaraja Kelola Sampah Sendiri Menjadi Kompos
SINGARAJA, NusaBali - Kebijakan sekolah SMP Negeri 6 Singaraja dalam mengelola sampahnya sendiri patut diacungi jempol.
Bagaimana tidak, sekolah yang terletak di Jalan Bisma Nomor 3, Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, ini mengolah sampahnya menjadi barang bernilai.
Siswa di sekolah tersebut, diajak untuk menangani sampah organik dan mengolahnya menjadi kompos. Selain itu, siswa juga diajarkan memilah sampah plastik menjadi barang bernilai seni seperti pot bunga, papan tulis, hingga lukisan wajah plastik.
Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Singaraja, Nyoman Sudiana mengatakan, upaya mengelola sampah secara mandiri berawal dari kondisi wilayah di sekolah yang cukup panas. Ia lalu berinisiatif mengajak guru dan siswa menanam banyak tumbuhan. Namun, banyaknya tanaman yang ada di sekolah memicu masalah baru yakni sampah daun dan ranting pohon.
Pihaknya pun memikirkan cara untuk membuat sampah tersebut menjadi sesuatu. Akhirnya sekolah membangun dua sumur kompos atau Teba. Sampah organik dari daun tanaman maupun sampah bekas upacara, akan dibuang dalam sumur tersebut untuk bisa menjadi pupuk kompos. Kompos itu digunakan kembali sebagai pupuk tanaman yang ada di sekolah.
“Sekolah kami kan bernuansa Hindu jadi banyak upacara, otomatis sampah sisa upacara juga banyak. Kami adopsi filosofi kearifan lokal, Teba itu sudah ada sejak dulu. Jadi kami di sekolah memodifikasi dari yang ada di rumah,” ujarnya, ditemui Rabu (3/7) siang.
Setelah berhasil menangani sampah organik, sekolah kemudian kembali berinovasi untuk penanganan sampah plastik. Kata Sudiana, penanganan sampah tersebut pun kemudian didapatnya di media sosial. Kemudian inovasi itu, dituangkan kepada siswanya melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Dari kegiatan tersebut, sejumlah inovasi dari sampah plastik pun telah berhasil dibuat. Seperti pot, papan, hingga lukisan wajah dari sampah plastik. Selain digunakan untuk barang kesenian, nantinya sampah plastik yang dikumpulkan oleh siswa akan dijual melalui perbankan.
Sudiana menyebut, sampah plastik yang dikumpulkan oleh siswa akan dihargai sesuai harga yang telah ditentukan. Siswa akan mendapat buku tabungan, yang nantinya hasil dari penjualan sampah itu bisa diambil dari bank kecil di sekolah. Selain di sekolah, siswa disebut bisa membawa sampah plastik yang sudah dipilah dari rumah.
“Akan ada program anak-anak bawa sampah dari rumah yang sudah dipilah. Sampah itu dihargai, kita bekerjasama dengan BNI. Anak-anak tinggal memilah. Nanti ada yang memasukan berapa nilainya ada petugasnya. Per orang nanti dapat tabungan, bisa diambil bank kecil yang ada disini,” kata dia.
Tak hanya itu, SMP Negeri 6 Singaraja kini juga memiliki ekstrakurikuler sendiri dalam penanganan sampah. Sekolah juga akan memberikan penghargaan kepada para siswa yang giat dalam melakukan inovasi penanggulangan sampah. “Kami akan beri reward kepada siswa, seperti halnya piagam,” lanjut dia.
Sudiana menambahkan, volume sampah plastik yang dikumpulkan memang cukup tinggi. Bahkan setiap minggunya sekolah bisa mengumpulkan enam karung besar sampah plastik. Untuk mengatasi hal itu, sekolah ke depan akan terus melakukan inovasi mengolah sampah plastik.7 mzk
Komentar