PHRI Bali Tepis Bali Over Tourism
Dibutuhkan kebijakan strategis untuk pemerataan wisatawan
DENPASAR, NusaBali
Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace menepis anggapan kalau Bali sudah over tourism. Karena dari segi jumlah dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan masih belum over tourism.
Namun Cok Ace mengakui di Bali bagian Selatan terjadi penumpukan transportasi dan orangnya (wisatawan). Menurutnya, agar terjadi pemerataan pengunjung atau wisatawan di Bali diperlukan kebijakan strategis.
Hal tersebut disampaikan Cok Ace usai pengukuhan dan pelantikan Pengurus BPC PHRI Kabupaten Gianyar 2024-2029, di The Ubud Village Resort and Spa, Ubud, Gianyar, Rabu (3/7).
“Kita belum over tourism. Bahwasannya ada hotel yang okupansinya lebih dari 80 persen betul yang dipakai kegiatan kementerian, lembaga di Jakarta. Itu betul seperti di Nusa Dua. Tetapi tidak semua hotel seperti itu kondisinya ,” ujar tokoh asal Puri Agung Ubud tersebut.
Kenapa terjadi penumpukan wisatawan di Bali bagian Selatan, menurut Cok Ace, banyak faktor penyebabnya. Diantaranya dibukanya Nusa Penida dengan infrasruktur yang sangat memadai. Nusa Penida yang sebelumnya dikunjungi wisatawan 3.500-4.000 per hari, kini kunjungan wisatawan ke Nusa Penida meningkat sampai 8.000 per hari.
“Jadi ada penumpukan transportasinya, ada penumpukan orangnya. Ini perlu kiranya kebijakan strategis dimana caranya mendistribusi, jangan sampai isu over tourism mengalihkan wisatwan yang ada di Bali dibawa ke tempat lain,” ujarnya mengingatkan.
Sebelumnya dalam Muscab V PHRI Gianyar, I Gede Paskara Karilo terpilih sebagai Ketua BPC PHRI Gianyar 2024-2029. Gede Karilo, demikian sapaan pria yang Managing Director Wapa di Ume Resort di Ubud, terpilih secara aklamasi dalam Muscab V PHRI Gianyar.
Dia menggantikan Pande Mahayana Adityawarman atau Pande Adit, Ketua BPC PHRI Gianyar periode sebelumnya. Sekalian selain pemilihan ‘nahkoda’ baru, Musda V PHRI Gianyar sekaligus memilih anggota pengurus lainnya untuk periode 2024-2029.
Kepada pengurus PHRI Gianyar yang baru, Cok Ace mengingatkan sejumlah hal. Diantaranya agar PHRI Gianyar, menjaga dan bertanggung jawab terhadap budaya yang merupakan core dari pariwisata di Gianyar khususnya.
“PHRI jangan malah ikut menggerogoti apa yang menjadi ‘kekayaan (budaya) kita,”ujarnya.
Misalnya pembangunan hotel yang yang tidak sesuai dengan kapasitas luas lahan. “Tanah kecil ngae bangunan liyu(tanah sempit buat bangunan banyak) bentuknya yang tidak karuan-karuan,” tambahnya.
Dia juga mengingatkan agar PHRI membina terhadap orang yang bekerja di industry pariwisata. Bukan hanya pemilik hotel, karena banyak karyawan hotel, tidak hanya dari Ubud, bahkan dari luar Bali. “Tolong dibina,” ujarnya.
Sementara Ketua PHRI Gianyar I Gede Paskara Karilo mengatakan program jangka pendek PHRI Gianyar , adalah menguatkan keanggotaan (PHRI) dulu.
“Sehingga bisa menambah kekuatan bagi kami di organisasi untuk bertindak bersama, menyuarakan pariwisata di Kabupaten Gianyar,” ujarnya usai pelantikan.
Pihaknya siap melanjutkan program kepengurusan PHRI sebelumnya (2018-2023). Harapannya dalam lima tahun ke depan akan lebih baik lagi, koordinasinya.
“Dan tidak ada lagi permasalah-permasalahan yang ‘menyetop’ (membuat terhenti atau mandeg) pariwisata Bali kayak sebelumnya, sehingga kita bisa lebih maju dan berkembanng bersama,” ujarnya. k17.
Komentar