Parta Soroti BMTH Jalan di Tempat
PT Pelindo Beralasan karena Kendala Kapal Ikan
JAKARTA, NusaBali - Anggota Komisi VI DPR RI dari daerah pemilihan Bali, Nyoman Parta menyoroti Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) di kawasan Pelabuhan Benoa yang stagnan. Padahal di sana, ada PT Kharisma Anugrah Jawara Abadi (KAJA Group) dalam proyek pengembangan Pelabuhan Benoa. Parta menyampaikan itu, Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan PT. Pelindo, di Jakarta, Rabu (3/7).
“Apakah MoU antara PT Pelindo dengan PT KAJA itu ada rentang waktunya? Karena itu, jika sampai hari ini tidak ada progres, maka perlu dievaluasi atau dicarikan partner baru. Yang penting itu, jangan sampai stagnan,” ujar Parta.
Parta mengaku, sedih saat melihat kondisi di lapangan Proyek BMTH, karena ternyata jalan di tempat alias stagnan. “Saya mendengar ada PT KAJA di situ, sesungguhnya apa peran PT KAJA dalam urusan BMTH itu, apakah perusahaaan ini ditugaskan untuk mencari investasi atau vendor-vendor baru,” ucap Parta.
Padahal, kata Anggota Fraksi PDIP itu, bahwa Proyek BMTH itu sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Pasalnya, ketika awal-awal mau dibangun, Menteri BUMN Erick Thohir memberikan sejumlah janji yang luar biasa. “Pertama, adanya destinasi pariwisata baru. Kedua, janji memberikan kontribusi PAD kepada Pemprov Bali dan Kodya Denpasar. Ketiga, akan merekrut tenaga kerja yang sangat besar,” imbuh Parta.
Menurut Parta, keberadaan BMTH itu mutlak diperlukan, karena keberadaan BMTH harus menjadi pusat pembangunan yang terintegrasi, baik yang berkaitan dengan urusan transportasi laut, pariwisata, lokasi hiburan-pertujukkan dan pusat kuliner. “Jadi saya mendorong proyek BMTH ini segera diwujudkan dan direalisasikan, karena proyek itu menyedot investasi yang sangat besar dari dana negara. Sehingga perlu menjadikan Pelabuhan Benoa itu, sebagai home base," tegas Parta.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Arif Suhartono mengakui bahwa Pembangunan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) sempat terkendala dengan masih banyaknya kapal ikan di sekitar area pengembangan. “Bahwa ada ratusan kapal ikan yang masih berada di sekitar BMTH, tepatnya di sebuah kolam yang terdapat di Area Pengembangan I,” imbuh Arif.
Menurut Arif, soal kapal ikan yang masih berada di area BMTH ini memang menjadi salah satu hal yang akan dibahas, di mana mereka rencananya akan dipindahkan ke lokasi lain. “Mungkin sekitar 500 sampai 600, bahkan kadang-kadang sampai 700 kapal ikan,” paparnya.
Padahal, menurut Arif, area Pelabuhan Benoa yang menjadi lokasi pembangunan BMTH ini bukanlah area pelabuhan perikanan. Begitu dihadapi oleh tantangan ini, ia mengatakan langsung mengkomunikasikannya dengan pemerintah. k22
1
Komentar