nusabali

Pariwisata Tabanan, Alam ‘Nyegara Gunung’ Jadi Andalan

  • www.nusabali.com-pariwisata-tabanan-alam-nyegara-gunung-jadi-andalan

DENPASAR, NusaBali - Kalangan pelaku pariwisata di Kabupaten Tabanan, optimistis dengan kondisi wilayah yang ‘Nyegara Gunung’ menjadi modal utama pengembangan pariwisata. Tabanan memiliki bentangan laut dan pantai, persawahan yang luas, perkebunan, gunung dan juga danau, apabila mampu dikembangkan dan dipromosikan dengan baik, diyakini membuat lebih maju pariwisata di Tabanan.

“Sekarang ini pun wisatawan, baik domestik maupun mancanegara (wisman) banyak yang berkunjung ke Tabanan. Untuk wisman yang ramai di antaranya asal Eropa, yakni Prancis, Spanyol, Inggris, Jerman dan Belanda,” ujar Ketua PHRI Kabupaten Tabanan I Nyoman Sugiarta, Kamis (4/7).

Beberapa DTW yang sudah fovorit menjadi tujuan utama kunjungan, di antaranya Jatiluwih, Tanah Lot, Bedugul dan yang lainnya. Kawasan-kawasan tersebut notabene merupakan daya tarik wisata alam. “Anugrah alam yang ‘Nyegara Gunung’ itu potensi kita di Tabanan,” kata Sugiarta.

Dia yakin potensi alam ‘Nyegara Gunung’ itu merupakan modal kuat basis pengembangan pariwisata di Tabanan, bila potensi tersebut bisa dimaksimalkan. Tidak saja promosi, namun tentu juga SDM-nya. “Karena bagaimanapun mengelola perlu kompetensi,” ujar Sugiarta yang juga asesor kepariwisataan.

Menurutnya dari pengamatan di lapangan, kunjungan wisatawan ke Tabanan terlihat ramai. Hanya saja, Sugiarta belum mengantongi datanya berapa jumlahnya. “Kita lihat cukup ramai. Apalagi musim liburan Juni-Juli sampai Agustus ini,” ujarnya. Dikatakan karena keberadaan daya tarik di Tabanan tersebar, keberadaan wisatawan juga menyebar. “Jadi tidak fokus di satu kawasan seperti di daerah lain,” katanya.

PHRI Tabanan, kata Sugiarta, siap bekerja sama dan berkolaborasi dengan pihak lain, untuk bersama-sama mendorong kemajuan pariwisata di Tabanan. “Tentunya bersama pemerintah,” ucapnya.

Untuk fasilitas wisata di Tabanan ada 606 akomodasi, yang terdiri dari hotel, vila, pondok wisata dan lainnya, termasuk glamping. Total jumlah kamar 3.856, jadi cukup memadai.

Sugiarta menambahkan, ada beberapa persoalan yang juga perlu mendapat atensi, terkait pengembangan wisata Tabanan. Di antaranya masalah kemacetan, yang menggangu kelancaran transportasi wisatawan berkunjung. Demikian juga isu-isu lingkungan seperti penanganan sampah yang harus ada solusinya. Kata dia, bukan saja oleh pemerintah, namun seluruh stakeholder, baik industri maupun masyarakat. “Saya kira itu,” ujar praktisi pariwisata asal kawasan Bedugul, Baturiti ini. 7 k17

Komentar