KKP Luncurkan Neraca Sumber Daya Laut Indonesia
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
Ocean Accounting
The Meru Sanur
Sakti Wahyu Trenggono
Menko Marves
Luhut Binsar Pandjaitan
DENPASAR, NusaBali - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaunching Ocean Accounting (neraca sumber saya laut) Indonesia pada penutupan The 5th Global Dialogue on Sustainable Ocean Development yang digelar di The Meru Sanur, Bali, pada Jumat (5/7).
Kegiatan launching aplikasi yang berfungsi sebagai penyedia informasi ini dihadiri langsung oleh Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan aplikasi ini secara teknologi sudah terpasang sensor dan dilengkapi dengan underwater drone dan teknologi digital lainnya yang terkoneksi ke satelit. Aplikasi Ocean Accounting Indonesia ini dibangun untuk memonitor wilayah laut Indonesia yang sangat luas ini. Pengawasan kelautan ini sangat penting untuk menjaga ekologi dan di sisi lain ada tekanan ekonomi. Melalui pengawasan yang ketat diharapakan terjadi keseimbangan antara ekonomi dan ekologi bisa dijaga dengan baik.
“Saat ini belum sempurna, tetapi kita sudah siapakan itu semua. Ketika satelinya sudah siap, maka kita tinggal koneksi. Dengan demikian, seluruh data yang kita miliki akurat. Tetapi untuk pertama kali ini data yang ada di dalam pesan accounting dashboard ini merupakan hasil dari riset dan survei dan bisa dipertanggungjawabkan,” ungkapnya.
“Ini menjadi satu aplikasi informasi yang kemudian kepada siapa pun yang ingin berkegiatan di laut bisa menggunakan teknologi ini lewat HP dan lainnya. Kita bisa memonitoring kalau misalnya mau membangun resort di laut misalnya, apa yang terjadi di sana? Boleh atau tidak? Secara ekologi merusak atau tidak? Masih mengunguntungkan atau tidak dan lainnya. Golnya bagaimana anatara eknomi dan ekologi banlance,” imbuhnya.
Ditanya apakah data yang tersedia dalam aplikasi itu aman? Trenggono mengatakan aman. Dikatakan data yang ada dalam aplikasi itu tak hanya tersimpan di Pusat Data Nasional (PDN) tetapi juga ada data backup. “Data dalam aplikasi ini aman. Selain ada di PDN kami juga punya backup data,” tegasnya.
Sementara Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutanya dihadapan para delegasi pada pertemuan yang diikuti oleh 34 negara itu, mengatakan lautan bukan sekadar hamparan air yang luas, tetapi sumber kehidupan planet. “Mengatur iklim kita, memberikan kita makanan dan memiliki potensi ekonomi yang sangat banyak,” ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, lautan menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, mulai dari penangkapan ikan berlebihan dan polusi hingga perubahan iklim dan hilangnya habitat. Ancaman-ancaman ini tidak hanya membahayakan lautan itu sendiri tetapi juga kesejahteraan umat manusia.
“Dialog ini merupakan bukti komitmen kolektif kita untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, kami telah berbagi pengetahuan, mengeksplorasi solusi inovatif, dan menjalin kemitraan baru, kami menyadari pentingnya tindakan dan perlunya kolaborasi,” ujar Menko Luhut.
Masih menurut Menku Luhut, jalan menuju keberlanjutan laut memerlukan dedikasi yang berkelanjutan, tekad yang teguh dan kemauan untuk bekerja sama lintas batas, disiplin ilmu dan sektor. “Oleh karena itu, mari kita menjadikan pengetahuan kita menjadi tindakan dan rencana kita menjadi inisiatif nyata. Ide-ide yang bisa dikembangkan dan diimplementasikan khususnya di negara berkembang sangat dibutuhkan,” katanya.
“Kita dapat saling bertukar pengalaman, bagaimana mengurangi sampah yang masuk di laut, mengatasi overfishing, menumbuhkan mangrove, Indonesia saat ini telah banyak bergerak salah satunya dengan melakukan membangun pusat penelitian rumput laut,” imbuh Menku Luhut. 7 pol
Komentar