Bertemakan Niti Raja Sasana, Tongkat Sastra Kepemimpinan Negeri
Yayasan Puri Kauhan Ubud Gelar Sastra Saraswati Sewana di Tahun Politik
Yayasan Puri Kauhan Ubud
Sastra Saraswati Sewana
Niti Raja Sasana
Bhikku Santacitto
Ida Pedanda Gede Putra Bungsu
Ida Pedanda Gede Putra Batuaji
Dimulai dengan Dharma Panuntun menghadirkan narasumber Ida Pedanda Gede Putra Batuaji, Ida Pedanda Gede Putra Bungsu, dan Bhikku Santacitto.
GIANYAR, NusaBali
Yayasan Puri Kauhan Ubud menggelar Sastra Saraswati Sewana. Festival ini memasuki gelaran keempat di Tahun 2024. Bertepatan dengan tahun politik, ajang ini mengangkat tema Niti Raja Sasana (Tongkat Sastra Kepemimpinan Negeri).
Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana menjelaskan, tema Niti Raja Sasana dipilih karena kekayaan sastra Bali yang sarat dengan ajaran kepemimpinan. Berbagai manuskrip kuno seperti Niti Sastra, Dandhaniti, Raja Dharma, Raja Niti, dan Arthasastra menjadi sumber inspirasi untuk menggali nilai-nilai kepemimpinan yang relevan dengan konteks kekinian.
“Di era demokrasi yang dinamis ini, dengan mempelajari ajaran kepemimpinan, Bali diharapkan mampu melahirkan pemimpin yang bijaksana, amanah, dan berpihak kepada rakyat,” ujar Ari Dwipayana. Dikatakan, festival ini menjadi refleksi mendalam atas warisan leluhur yang tak ternilai. Berbagai manuskrip kuno seperti Niti Sastra, Dandhaniti, Raja Dharma, Raja Niti, dan Arthasastra menjadi jendela untuk menimba nilai-nilai kepemimpinan yang relevan dengan konteks masa kini.
Lebih dari sekadar menggali kearifan lokal, Sastra Saraswati Sewana 2024 melangkah lebih jauh. Festival ini bertujuan untuk mengkaji, mengadaptasi, dan menanamkan nilai-nilai kepemimpinan Bali kepada generasi muda. “Sebuah langkah krusial untuk memastikan bahwa tongkat estafet kepemimpinan diwariskan kepada penerus bangsa yang berkarakter mulia dan berwawasan luas,” ujar Ari Dwipayana.
Acara yang disajikan tak kalah istimewa. Dimulai dengan Dharma Panuntun yang digelar pada Tilem Sadha, Saniscara Wage Dukut, Sabtu (6/7) sore. Menghadirkan narasumber Ida Pedanda Gede Putra Batuaji dari Griya Gede Batuaji, Akah, Klungkung, Ida Pedanda Gede Putra Bungsu dari Griya Keniten Bun Dukuh Agung, Jukutpaku, Desa Singakerta, Ubud, dan Bhikku Santacitto Padepokan Dhammadipa Arama, Batu, Malang.
Festival ini akan dibuka oleh Menkopolhukam Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto, Sabtu (20/7). Pada saat itu akan menyerahkan penghargaan Sastra Saraswati Sewana Nugraha kepada tokoh-tokoh inspiratif yang telah berkontribusi dalam pengembangan nilai-nilai kepemimpinan di Bali.
Diskusi tentang relevansi nilai-nilai kepemimpinan Bali, pengumuman pemenang kompetisi film animasi, sesi berbagi dengan aktivis dan pemuda Bali, forum diskusi dengan tokoh-tokoh nasional dan lintas agama, serta talkshow tentang Keris dan Wastra Puri menjadi beberapa hidangan istimewa yang menanti para pencinta budaya.
Festival berlangsung selama 4 hari berturut-turut hingga Selasa (23/7). Diakhiri dengan talkshow tentang keris dan wastra Puri. Festival ini juga akan menghadirkan politisi yang memenangkan hajatan demokrasi Pileg 2024, di antaranya anggota DPD RI Dapil Bali terpilih Ida Bagus Dharma Wijaya Mantra dan Ni Luh Djelantik.
Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana menambahkan, Sastra Saraswati Sewana 2024 bukan sekadar festival budaya biasa. “Ini adalah sebuah gerakan untuk melestarikan dan membumikan nilai-nilai kepemimpinan Bali, menjadikannya tongkat sastra bagi para pemimpin masa depan. Mari hadiri festival ini dan temukan inspirasi kepemimpinan dari kekayaan sastra Bali,” ujar Ari Dwipayana. 7 nvi
Komentar