Desain Endek dan Songket Pakai Digitalisasi
Kian Digandrungi Kawula Muda
DENPASAR, NusaBali - Salah satu usaha merangsang kalangan anak muda agar lebih tertarik dengan tenun tradisional melalui adaptasi teknologi, yakni digitalisasi. Digitalisasi desain atau pembuatan motif secara digital berbasis aplikasi tenun endek dan songket contohnya.
Dengan aplikasi, pembuatan motif tidak lagi secara manual, namun secara digital. Selain lebih gampang dalam membuat motif, dengan digitalisasi pola yang sudah dibuat akan ‘aman’ karena ter-file.
Kepala Dinas Perindag dan UMK Kabupaten Buleleng, Dewa Made Sudiarta mengatakan Minggu(7/7). “Dengan digitalisasi, tenun tradisional yang terkesan kuno menjadi dekat dengan kalangan milenial dan semakin fashionable,” ujarnya.
Kabupaten Buleleng, kata Dewa Made Sugiarta merupakan salah satu daerah di Bali yang memiliki kerajinan tenun tradisional Perajin tenun di dearah ‘Den Bukit’ sebutan lain Kabupaten Buleleng, tersebar di sentra-sentara kerajinan tenun. Diantaranya di Desa Kalianget, Desa Jineng Dalem, Sembiran, Tejakula dan tempat lainnya. “Beberapa motif tenun tradisional Buleleng, telah didaftarkan HAKI-nya,” ujarnya.
Setelah tahun 2023, Kabupaten Buleleng berancang-acang untuk menggelar pelatihan digitalisasi pembuatan motif tenun tradisional, khususnya endek dan songket. Pesertanya kalangan anak muda dan pelaku UMKM usaha kain tenun tradisional. “Ke depan kami akan merencanakan pelatihan serupa,” ujarnya.
Selain menambah keterampilan, pelatihan digitalisasi motif wastra (tenun) tradisional, memang bertujuan agar kalangan milenial semakin suka dengan produk tenun tradisional. “Kalau sudah secara digitalisasi diharapkan semakin meningkatkan minat pada tenun tradisional,” harapnya.
Selain terkait pelestarian, pelatihan pembuatan motif berbasis aplikasi juga menjadi semacam branding untuk memperkenalkan produk tenun tradisional.
Terpisah, I Nyoman Sudira, salah seorang instruktur motif atau desain tenun tradisional mengatakan, dengan digitalisasi, varian motif bisa dibuat lebih banyak dan lebih cepat. “Membuat motif akan lebih gampang,” terangnya.
Memang kata Sudira, karena kemajuan yakni digitalisasi, yang lain harus juga beradaptasi. Termasuk dalam urusan menenun secara tradisional. “Lebih gampang jadinya. Semua bentuk desain atau motif tenun, terjaga, karena di-file,”ujarnya. Ragam flora, fauna, figuratif, geometris dan dekoratif.
"Untuk yang tradisional Kebanyakan yang figuratif pewayangan, punggalan, naga dan lain,'" terang Sudira, asal Gelgel, Klungkung. Dengan aplikasi, desain motif bisa dibuat lebih cepat. "Motifnya bisa campuran antara motif tradisional. Atau motif baru sama sekali," ujarnya. K17.
Komentar