Pisah dari Ipat, Tamba Legowo
Percaya Rencana Tuhan, Berharap Koalisi 5 Parpol Solid
Tamba mengaku hal yang paling membuatnya kaget adalah beredarnya foto Ipat bersama Kembang Hartawan (Ketua DPC PDIP Jembrana) di Sekretariat DPP PKB
NEGARA, NusaBali
Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengaku kaget atas pernyataan Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) untuk mundur sebagai tandemnya di Pilkada Jembrana 2024 mendatang. Namun, Tamba pun menyatakan telah ikhlas dan percaya Tuhan memiliki rencana yang lebih baik baginya di Pilkada Jembrana, 27 November 2024 nanti.
Tamba saat jumpa pers di rumah kediamannya di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Rabu (10/7) menceritakan sekilas perjalanannya bersama Wakilnya Ipat. Selama hampir 3,5 tahun berjalan sebagai pasangan Bupati dan Wabup Jembrana, dirinya merasa tidak ada satu masalah yang sangat serius bersama Ipat. "Kita membangun Jembrana dengan komitmen tinggi dengan tagline Jembrana Emas yang selangkah lagi akan kita wujudkan. Dan jelang detik-detik perhelatan pilkada ini (Pilkada Jembrana 2024), kami juga menyadari sepertinya kami akan tetap bersatu, akan tetap kompak Tamba-Ipat," ucap Tamba. Sebelumnya, Tamba mengaku, dirinya bersama Ipat juga sudah wara wiri bertemu masyarakat maupun tokoh-tokoh yang membulatkan tekad untuk memenangkan Tamba-Ipat menjadi dua periode.
Bahkan diakui ada sekitar 40 lembaga dan organisasi masyarakat yang sudah membuat dukungan tertulis untuk Tamba-Ipat. Berangkat dari dukungan masyarakat itu, dirinya bersama dengan Ipat menginisiasi untuk membuat kesepakatan tertulis dilengkapi materai yang intinya menegaskan tetap berpaket di Pilkada Jembrana 2024. "Kami juga buat itu di pura, yakni Pura Pecangakan pas Purnama. Kita di situ melakukan penandatanganan menyepakati menjadi calon bupati dan calon wakil bupati, itu ada bermaterai juga," ujar Tamba.
Karena sudah ada syarat normatif dan faktual itu, Tamba pun mengaku percaya bahwa Tamba-Ipat akan tetap bersatu. Walaupun sempat berhembus isu bahwa ada pihak yang akan berusaha menggaet Ipat, dirinya mengaku tetap santai karena percaya dengan apa yang telah disepakati bersama. Dari peristiwa itu pun dirinya berupaya kembali turun berdua menemui tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh politik.
Khususnya pendekatan kepada 5 partai politik (parpol) yang sebelumnya tergabung dalam Koalisi Jembrana Maju (KJM) sekaligus mengusung Tamba-Ipat pada Pilkada Jembrana 2020 lalu. Kelima paprol itu, adalah Golkar, Demokrat, Gerindra, PKB, dan PPP, yang sebelumnya juga sudah sepakat untuk kembali berkoalisi dan mengusung Tamba-Ipat pada Pilkada Jembrana 2024. Kesepakatan itu pun diputuskan dalam rapat koalisi yang diadakan di salah satu rumah makan di Lingkungan Sawe, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Senin (1/7) malam lalu.
"Malam tanggal 1 itu, Ipat hadir dan ada pernyataannya. Bahwa kami akan tetap bersama, bertemu dengan partai koalisi, ketua, sekretaris, lengkap. Dan saat itu Ipat dipertanyakan kepada teman-teman partai koalisi, Ipat menjawab iya tetap sama pak Bupati. Saat itu kita makan bersama, kita tertawa," ucap Tamba yang juga Dewan Pembina DPD Demokrat Bali ini. Setelah ada berbagai kesempatan itu, Tamba mengaku datanglah peristiwa yang menggoyahkan keutuhan Tamba-Ipat. Tepatnya dimulai dari kebebasan sang ayah Ipat sekaligus mantan Bupati Jembrana dua periode (2000-2005 dan 2005-2010), Prof Dr drg I Gede Winasa. Di mana kebebasan Winasa setelah membayar uang pengganti dan denda atas dua kasus korupsi itu pun dinilai karena ada campur tangan pihak lawan.
"Secara pribadi, saya bahagia, saya senang (Winasa bebas dari Rutan Negara). Ekspektasi saya berharap bahwa pak Winasa kembali pada alur spiritual karena beliau, maaf, sudah berumur. Pokoknya hal-hal yang begitulah," ucap Tamba.
Namun di luar dugaan, sambung Tamba, dirinya mengaku kaget dengan adanya video wawancara kepada Winasa yang beredar di media sosial. Atas pemberitaan video itu, dirinya mengaku banyak yang bertanya-tanya kepadanya dan dirinya terus terang tidak bisa memberi jawaban.
"Ya jawabannya ada di Pak Winasa. Saya saat itu merasa Ipat tetap bersama saya. Tidak ada perubahan ataupun tanda-tanda dia berubah," ucapnya. Saat mendapat informasi akan ada proses pelepasan Winasa, Tamba mengaku juga sempat ingin bertemu langsung dengan Winasa. Tepatnya pada Selasa (2/7) atau sehari sebelum adanya pembayaran uang pengganti dan denda di Kejaksaan Negeri Jembrana, dirinya mengaku sudah membuat jadwal untuk bertemu Winasa pada, Rabu (3/7). "Tetapi saya nggak nyangka saat itu juga sudah ada proses pembebasan beliau sehingga saya tidak bisa masuk ke rutan, ya mau apalagi," ujarnya.
Setelah mengetahui Winasa sudah bebas dari Rutan Negara pada, Jumat (5/7) Tamba mengaku sempat chat WhatsApp (WA) ke Ipat untuk bisa bertemu ayahnya dan memberi ucapan selamat kepada Winasa. Dirinya pun meminta agar dicarikan hari baik, karena dirinya menyadari saat awal-awal kebebasan Winasa itu diwarnai eforia yang sangat luar biasa dan khawatir akan terjadi konflik.
"Mungkin kalau saya bukan Bupati saya sudah nyelonong ke situ. Mau dicaci maki apa tidak pusing. Tapi bayangkan kalau Bupati ke sana tidak dihiraukan. Bukan sekedar masalah wibawa. Tetapi kita juga kan melihat situasionalnya, emosionalnya masyarakat kita jaga. Saya sampai sesabar itu," ucap Tamba.
Meski tetap berusaha berpikir positif, Tamba mengaku hal yang paling membuatnya sangat kaget adalah beredarnya foto Ipat bersama I Made Kembang Hartawan (Ketua DPC PDIP Jembrana) di Sekretariat DPP PKB. Kekagetannya pun bertambah ketika Selasa (9/7) malam, beredar sebuah video Ipat yang menyatakan dirinya keluar dari paket Tamba-Ipat dan akan berpaket bersama Kembang.
"Ya saya mau bilang apa? Ini haknya dia. Saya hormati ya kalau memang sudah begitu, ya saya memberikan doa, memberikan selamat. Ya kita tidak bisa kawin paksa masalah yang begini. Ini mengurus negara, mengurus Jembrana. Kita harus ikhlas, legowo, jauh daripada niat-niat yang kurang baik," ucap Tamba. Tamba pun menegaskan telah ikhlas dan menghormati keputusan Ipat. Namun secara etika, dirinya menyayangkan tidak ada pernyataan langsung dari Ipat kepada dirinya terkait keputusan mengakhiri paket Tamba-Ipat di Pilkada Jembrana 2024. "Gentleman, sampaikan mohon maaf sekali karena ini begini, begini, begini, izin saya ke depan tidak akan lagi berpasangan dengan pak bupati. Kalau begitu kita kan kasih salaman, sampai ketemu nanti. Sehat kita, profesional, kita adu visi-misi, adu program," ucap Tamba.
Disinggung mengenai langkahnya di Pilkada Jembrana 2024 nanti, Tamba menyatakan bahwa 5 parpol koalisi masih tetap kompak. Dirinya pun berharap 5 parpol koalisi tetap bertahan sampai proses pendaftaran ke KPU. "Ini kami solid sekali dan kami sedih sekali kalau ini sampai diintervensi oleh lawan. Mudah-mudahan lah. Ini kami merasa sudah bersaudara, mudah-mudahan teman partai ini juga kuat," ucap Tamba.
Tamba menegaskan, dirinya akan tetap berusaha mempertahankan 5 parpol koalisi. Dirinya pun berharap koalisi tetap membulatkan tekad untuk mewujudkan perubahan di Jembrana. Terlebih dengan dilantiknya Presiden terpilih di bulan Oktober tahun ini, dirinya berharap Jembrana bisa lebih diperhatikan dan semakin maju. "Masalah siapa nanti calon wakilnya kita serahkan ke koalisi," ujarnya. Tamba menambahkan, sudah menyiapkan berbagai pijakan untuk kemajuan Jembrana. Dirinya juga mengungkap sudah ada mapping atau pemetaan untuk memuluskan jalan Ipat sebagai Bupati pada Pilkada selanjutnya atau Pilkada 2029. "Itu sudah ada juga. Tetapi mungkin ini karena pernyataan I Nengah Tamba. Bukan pernyataan Profesor, karena yang Profesor mungkin lebih hebat, Tamba kan baru MM aja, S2 aja," ucapnya.
Setelah ada turbulensi ini, Tamba menyatakan mengembalikan peristiwa ini kepada semesta. Dirinya mengaku punya semacam nalar, firasat, termasuk spiritualnya menyatakan bahwa Jembrana ini adalah wilayah yang betul-betul tidak terlepas dari nilai-nilai spiritual yang tinggi. Sehingga dirinya melihat lepasnya Ipat dari genggamannya ini adalah cobaan dan dirinya yakin Tuhan memiliki rencana lain.
"Kalau kita sama pak Ipat kembali berpasangan, kita menang gampang. Tapi pertanyaan why (kenapa)? Ini saya percaya kerjanya Tuhan. Saya mendapat petunjuk seperti peristiwa yang dulu, bagaimana saya gagal maju kembali ke DPRD Bali sehingga saya dikasih jabatan Bupati. Ini juga sepertinya seperti itu. Sejauh ini kami melakukan kesepakatan-kesepakatan, kenapa ini bisa pindah, saya tidak bisa menjawab," pungkas Tamba. 7 ode
1
Komentar