Gaet Pemilih Muda, KPU Bali Cari Influencer untuk Sosialisasi Pilkada 2024
DENPASAR, NusaBali.com - Era di mana insan digital seperti milenial akhir dan generasi Z jadi mayoritas di negeri ini, lembaga pemerintahan tidak boleh lagi membawa citra 'orang tua yang kaku.' Ini termasuk dalam urusan sosialisasi kepemiluan di bawah Komisi Pemilihan Umum (KPU).
KPU Provinsi Bali menyadari karakter pemilih muda yang condong memperoleh informasi dari media sosial (medsos). Kalangan muda ini pun cenderung lebih mempercayai atau mengikuti pendapat yang dikemukakan pemengaruh (influencer) yang mereka ikuti di medsos.
Menurut Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan, kecenderungan itu menjadi pintu masuk KPU untuk menyosialisasikan Pilkada 2024 via medsos. Tapi, itu saja tidak cukup. KPU merasa perlu mengandeng pemengaruh untuk memperluas penyebaran informasi kepemiluan.
"Anak-anak muda sekarang kan senangnya di situ (medsos). Kami akan menggandeng influencer Bali untuk sosialisasi tahapan Pilkada 2024 ini karena anak muda kalau dikasih baliho, diceramahin itu sudah tidak suka mereka," ujar Lidartawan.
Sosok pemengaruh yang dicari KPU Bali juga tidak sembarangan. Pemengaruh yang tidak memiliki rekam jejak keberpihakan politik alias netral dan yang memiliki statistik konten baik bakal digaet KPU Bali. Katanya, KPU punya anggaran untuk kerja sama ini, hanya saja tidak menyebutkan angka.
Pengerahan pemengaruh Bali untuk sosialisasi tahapan Pilkada 2024 ini dinilai perlu lantaran KPU sadar betul penetrasi medsos milik jajaran KPU sendiri tidak sebaik para selebriti jagat maya. Akan tetapi, KPU juga belum bisa menyebutkan siapa pemengaruh potensial yang akan diajak kerja sama.
Ada batas kuota berapa pemengaruh? "Kami belum tahu, tergantung anggarannya nanti. Kalau anggarannya banyak, kami akan cari beberapa yang minimal pengikutnya sekian. Kalau anggarannya satu, (pengikut) terbanyak yang kami cari," tutur Lidartawan.
Strategi menggandeng pemengaruh ini, kata Lidartawan, tidak saja untuk mendekati pemilih muda tetapi juga pemilih tua. Sebab, fenomena kalangan tua yang 'kembali puber' juga tidak sedikit dan mereka berkumpul di medsos seperti Facebook. Untuk itu, KPU juga bakal mempertimbangkan pangsa pasar setiap pemengaruh yang dibidik. *rat
Menurut Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan, kecenderungan itu menjadi pintu masuk KPU untuk menyosialisasikan Pilkada 2024 via medsos. Tapi, itu saja tidak cukup. KPU merasa perlu mengandeng pemengaruh untuk memperluas penyebaran informasi kepemiluan.
"Anak-anak muda sekarang kan senangnya di situ (medsos). Kami akan menggandeng influencer Bali untuk sosialisasi tahapan Pilkada 2024 ini karena anak muda kalau dikasih baliho, diceramahin itu sudah tidak suka mereka," ujar Lidartawan.
Sosok pemengaruh yang dicari KPU Bali juga tidak sembarangan. Pemengaruh yang tidak memiliki rekam jejak keberpihakan politik alias netral dan yang memiliki statistik konten baik bakal digaet KPU Bali. Katanya, KPU punya anggaran untuk kerja sama ini, hanya saja tidak menyebutkan angka.
Pengerahan pemengaruh Bali untuk sosialisasi tahapan Pilkada 2024 ini dinilai perlu lantaran KPU sadar betul penetrasi medsos milik jajaran KPU sendiri tidak sebaik para selebriti jagat maya. Akan tetapi, KPU juga belum bisa menyebutkan siapa pemengaruh potensial yang akan diajak kerja sama.
Ada batas kuota berapa pemengaruh? "Kami belum tahu, tergantung anggarannya nanti. Kalau anggarannya banyak, kami akan cari beberapa yang minimal pengikutnya sekian. Kalau anggarannya satu, (pengikut) terbanyak yang kami cari," tutur Lidartawan.
Strategi menggandeng pemengaruh ini, kata Lidartawan, tidak saja untuk mendekati pemilih muda tetapi juga pemilih tua. Sebab, fenomena kalangan tua yang 'kembali puber' juga tidak sedikit dan mereka berkumpul di medsos seperti Facebook. Untuk itu, KPU juga bakal mempertimbangkan pangsa pasar setiap pemengaruh yang dibidik. *rat
Komentar