Bisnis Pengadaan Seragam Sekolah Kurang Sehat
SINGARAJA, NusaBali - Bisnis pengadaan seragam sekolah pada masa PPDB (penerimaan peseta didik baru) tahun 2024 di Buleleng menunjukkan tanda-tanda kurang sehat. Kondisi ini terungkap setelah salah satu perusahaan konveksi besar di wilayah ini merasa risih dengan tumbuhnya konveksi kecil dan baru merintis.
Konveksi raksasa tersebut disebut berusaha menjatuhkan pengusaha konveksi muda dengan berbagai cara hingga menggiring opini. “Ini yang membuat kami sedih, kenapa bisnis tidak dijalankan dengan persaingan kualitas. Tapi dengan cara yang tidak elegan,” ujar salah satu penguasaha yang enggan namanya dikorankan.
“Kami tahu, kami tidak sebesar pebisnis yang sudah lama menguasai Buleleng. Namun kami sebenarnya punya hak untuk membangun usaha, dan ikut mewarnai bisnis konveksi ini. Bukan malah dianiaya secara sadis seperti ini,” keluhnya lagi.
Terkait dengan kondisi ini, anggota DPR RI Dapil Bali asal Desa/Kecamatan Busungbiu, Ketut Kariyasa Adnyana angkat bicara. Baginya, PPDB mestinya menjadi peluang bisnis dan menjadi peluang bersama. Bukan malah memicu adanya persaingan usaha, tidak sehat. Dengan cara menjelek-jelekkan usaha orang lain.
“Mestinya membimbing yang baru untuk sama sama mendapatkan rejeki. Hidup ini berbagi, sama-sama hidup. Jangan malah yang kecil harus diinjak dengan tujuan mematikan. Dan ingin terus menguasai,” kata Kariasa, Kamis (11/7) di Buleleng.
Mantan anggota DPRD Bali tiga periode ini juga berharap agar jajaran kepala sekolah, komite dan semua civitas sekolah tidak panik. Yang penting berjalan dengan prosedural yang tepat, untuk tetap berjalan.
“Kasihan di masa PPDB, pasti banyak suara suara yang membuat para kepala sekolah, komite dan civitas sekolah serba salah. Belum lagi manuver konveksi yang bikin gaduh. Tetap tenang aja, jalankan PPDB dengan baik sehingga anak anak segera bisa belajar dengan baik dan nyaman,” imbau politisi yang lolos kembali jadi DPR RI ini.
Hal senada diungkapkan oleh diungkapkan oleh tokoh buleleng Dewa Sukrawan. Dia meminta jangan ada rasa ingin menguasai dan ingin menikmati sendiri. Baginya PPDB dalam pengadaan pakaian adalah celah bisnis untuk semua yang punya usaha dibidang itu. “Kasihan pengusaha-pengusaha baru. Semua perlu hidup. Semua ingin mendapat hasil. Tentu dengan jalan jangan ganggu mereka yang mau tumbuh,” ujar politisi Partai Demokrat ini.
Selain itu, yang terpenting lagi semakin banyak di Singaraja ada konveksi, nantinya masyarakat bisa mendapatkan pilihan. Ia juga berpandangan, baginya biarkan tumbuh pengusaha-pengusaha muda dibidang apapun. Termasuk di bidang konveksi. Nantinya mereka mestinya dirangkul oleh pemerintah. Selama ini untuk pakaian sekolah, jelas tidak boleh sekolah membuat dan menjual ke siswa. Sekolah dan komite boleh memfasilitasi. “Jangan malah merasa sebagai konveksi besar harus sendiri. Kasihan anak-anak muda yang punya jiwa entrepreneur,” pungkasnya.7mzk
1
Komentar