Bupati Tamba Optimis Atasi Gunung Sampah
Uji Coba Mesin Sampah RDF di TPA Peh
Kapasitas mesin sudah luar biasa besar. Namun mesin cacah sampah kurang besar. Mesin pres juga kurang cepat.
NEGARA, NusaBali
Bantuan mesin pengolahan sampah menjadi refuse derived fuel (RDF) dari PT Wisesa Global Solusindo di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, mulai diuji coba. Untuk memastikan mesin dapat beroperasi sesuai harapan, Bupati Jembrana I Nengah Tamba hadir melihat langsung proses uji coba, Kamis (11/7).
RDF merupakan alternatif sumber energi bahan bakar. Dalam kesempatan itu, Bupati Tamba juga langsung mencoba menyalakan mesin yang memiliki kapasitas pengolahan sampah hingga 300 ton per hari ini. Bupati Tamba cukup optimis mesin pengolahan sampah dapat mengatasi masalah sampah di Kabupaten Jembrana.
Kendati demikian, pihaknya melihat mesin penunjang pengolahan sampah seperti mesin cacah dan mesin press masih belum optimal dalam menunjang kecepatan mesin pengolahan sampah ini. "Kapasitas mesin sudah luar biasa besar. Namun mesin cacah sampah kurang besar. Mesin pres juga kurang cepat. Kalau tenaga manusia dipakai seperti ini untuk mencapai target 200 ton satu hari itu sepertinya akan kewalahan," ujar Bupati Tamba.
Bupati Tamba mengaku akan berupaya meningkatkan kapasitas mesin cacah dan mesin press. Begitu juga menambahkan mesin kompayor untuk mempercepat proses pengolahan sampah menjadi RDF. Dangan tambahan beberapa mesin itu, pihaknya yakin masalah gunungan sampah di TPA Peh ini akan tuntas dan Jembrana bisa bebas dari persoalan sampah.
Bupati Tamba menyebutkan, ada tiga pihak yang akan terlibat dalam mengatasi permasalahan ini. Baik itu Pemerintah Daerah maupun juga dari pihak swasta yang siap melakukan pengolahan dan membeli RDF yang dihasilkan. "Pemkab Jembrana sebagai penyedia sampah dan tempat produksi. Saya sudah melaksanakan MoU dan PKS (perjanjian kerjasama) sudah siap. Hari ini sampah eksisting yang 100.000 ton itu optimis bisa kita selesaikan," ucap Bupati Tamba.
Direktur Utama PT Wisesa Global Solusindo Johan Agus Kurniawan mengungkapkan, semua sistem mesin yang dibawanya sudah dapat berjalan dengan baik. Termasuk sudah sempat diuji coba mulai dari mengisi sampah ke dalam mesin pemilah sampah, kemudian dicacah dan dipres hingga menjadi RDF. "Selama satu minggu ini kita mencoba memfungsikannya semua instalasi kita pasang dan kemarin kita uji coba sedikit semua sistem sudah berjalan dengan baik. Tinggal nanti produksinya kita sesuaikan dengan kondisi di lapangan," ungkapnya.
Johan mengatakan, saat ini masih terdapat ketimpangan kapasitas mesin untuk mencapai hasil akhir 200 ton perhari. Mengingat mesin cacah dan mesin press tidak mampu mengimbangi produksi mesin dari PT. Wisesa Global Solusindo yang begitu besar. "Standar operasional belum bisa kita pastikan optimal karena sinkronisasi alat. Kalau terlalu besar outputnya, setelah itu dengan mesin crusher (pencacah) sekecil ini, tentu tidak bisa maksimal," ucap Johan. @ode
1
Komentar