Mantan Dharma Upapati PHDI Karangasem 2024-2019, Ida Pedanda Gde Nyoman Djelantik Dwaja lebar
Saat Walaka Jadi Anggota DPRD, Dikenal Sebagai Seniman Serba Bisa
Almarhum semasih walaka dikenal sebagai seniman wayang kulit, topeng, drama, arja, gambuh, aktif masekaa gong dan sebagai sutradara pementasan drama atau arja.
AMLAPURA, NusaBali
Mantan Dharma Upapati Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Karangasem 2024-2019, Ida Pedanda Gde Nyoman Djelantik Dwaja lebar (meninggal dunia) di usia 86 tahun setelah menjalani perawatan di RSUD Karangasem, Rabu (10/7) pukul 06.00 Wita.
Istri almarhum, Ida Pedanda Istri Wayan Jelantik Dwaja ditemui di Geria Jelantik Dauh Pasar, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Kamis (11/7) menuturkan Ida mulai masuk RSUD Karangasem pada, Sabtu (22/6) lalu bertepatan saat itu rahina Tumpek Wayang, Saniscara Kliwon Wayang. Dua hari dirawat, Ida Pedanda sempat diperbolehkan pulang, namun kembali masuk rumah sakit.
Mendiang Ida Pedanda Djelantik Dwaja diketahui menderita penyakit saraf, jantung, dan paru-paru. Sekitar Januari 2024 lalu, almarhum sempat jalani dua kali operasi, yakni prostat dan ambien. Belakangan indera pendengaran Ida Pedanda terganggu, tidak mampu mengenali setiap orang yang menemuinya dan tidak kuat berjalan. Sehingga sejak tahun 2019 lalu, Ida tidak lagi katuran muput upacara.
Foto: Ida Pedanda Istri Wayan Djelantik Dwaja (kiri) ditemui di Geria Djelantik Dauh Pasar, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Kamis (11/7). -NANTRA
Almarhum semasih walaka bernama Ida Nyoman Djelantik, dikenal sebagai seniman wayang kulit, topeng, drama, arja, gambuh, aktif masekaa gong dan sebagai sutradara pementasan drama atau arja.
Dilahirkan tahun 1938, madiksa tahun 1998. Di keluarga Ida merupakan putra ketiga dari 8 bersaudara. Ida Pedanda Djelantik Dwaja bergelar nabe. Saat walaka almarhum sempat tiga periode jadi anggota DPRD Karangasem dari Golkar masa bhakti 1977-1982, 1982-1987 dan 1987-1992. Saat jadi anggota DPRD Karangasem periode 1977-1982 jumlah anggota DPRD sebanyak 29 orang, 1982-1987 sebanyak 32 orang dan 1987-1992 sebanyak 35 orang. Kemudian setelah menjadi Sulinggih, Ida Pedanda Djelantik Dwaja dipercaya sebagai Dharma Upapati PHDI Karangasem 2014-2019, selanjutnya digantikan Ida Pedanda Gede Wayan Buruan dari Geria Buruan, Banjar/Desa Duda, Kecamatan Selat.
Ida Pedanda Gde Nyoman Jelantik Dwaja, selama ini sering katuran muput Pujawali di Pura Kiduling Kreteg Besakih, Pura Pengubengan Besakih, Pura Penataran Agung Besakih dan Pura Sad Kahyangan lainnya.
Foto: Kesibukan di Geria Djelantik Dauh Pasar, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Kamis (11/7). -NANTRA
"Nanti upacara munggah maca mana (munggah tumpang salu) pada Redite Pon Kulantir, Minggu (4/8), sedangkan palebon digelar pada Anggara Wage Matal, Selasa (3/12/2024) mendatang," jelas Ida Pedanda Istri Wayan Jelantik Dwaja. Sang istri Ida Pedanda Istri Wayan Djelantik Dwaja sendiri selain aktif melayani umat muput upacara, juga dikenal sebagai wiku tapini. Setiap hendak digelar Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, selalu ngayah menata banten keperluan upacara di Pura Besakih.
Hingga kemarin sejumlah kerabat dan kolega almarhum terlihat melayat di Geria Jelantik Dauh Pasar, terutama dari kalangan seniman. Tampak juga beberapa staf dari Bagian Pemerintahan dan Kesra Setdakab Karangasem. Sejumlah Ida Pedanda Istri juga tampak datang dari lingkungan Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem untuk menata keperluan upakara. 7 k16
1
Komentar