Final Rasa El Clasico, Antara Yamal Kontra Bellingham
BERLIN, NusaBali - Final Euro 2024 antara Spanyol kontra Inggris serasa laga El Clasico. Laga itu mempertemukan bintang muda La Liga Jude Bellingham, yang membela Real Madrid dan Lamine Yamal di kubu Barcelona. Laga final digelar di Olympiastadion Berlin, Senin (15/7) dinihari, pukul 03.00 WITA.
Spanyol dan Inggris menyingkirkan banyak tim hebat untuk berlaga di final. Di semifinal Spanyol melibas Prancis 2-1, dan Inggris menang 2-1 atas Belanda. Yamal dan Bellingham sama-sama tampil hebat di Euro 2024. Keduanya memiliki peran krusial untuk tim masing-masing.
Yamal saat ini berusia 16 tahun dan mampu mencetak satu gol dan tiga assist. Sedangkan Bellingham (20 tahun) mencetak dua gol Inggris, termasuk satu gol salto ke gawang Slovakia di 16 besar.
Dengan penampilan yang sama-sama bagus di sepanjang turnamen, siapa pemenang pada laga final nanti juga bisa menentukan peraih gelar pemain terbaik di Euro 2024.
Namun duel antara Lamine Yamal kontra Jude Bellingham berpotensi memanas. Sebab, Yamal cukup cerdik dengan permainan itu. Tentu masih ingat apa yang dikatakan gelandang Prancis, Adrien Rabiot jelang semifinal, yang saat itu terkesan meremehkan kinerja Lamine Yamal.
Hebatnya, Yamal membuktikan Rabiot salah besar, dengan mencetak gol lewat tendangan keras dari luar kotak penalti di depan mata Rabiot ke gawang Prancis.
Laga final nanti juga pertarungan para bintang Premier League di Inggris, seperti pemain Manchester City Rodri melawan motor Arsenal Declan Rice. Juga duel sesame pemain Chelsea antara Cole Palmer (Inggris) kontra Marc Cucurulla (Spanyol).
Ya, Rodri, yang bernama lengkap Rodrigo Hernández Cascante, akan mengemban peran penting bagi Spanyol menghadapi Inggris. Pelatih Spanyol Luis de la Fuente bahkan menyebut gelandang 28 tahun itu ibarat komputer yang mampu menjalankan taktik sepakbola di atas lapangan layaknya sebuah program komputer.
"Kami punya Rodri sebagai komputer yang sempurna. Dia mengatur segalanya, emosi, semua momen dengan cara yang sistematis. Cara dia sangat membantu semua orang," kata De la Fuente, Sabtu.
Rodri memperkuat Tim Matador sejak 2018 namun tidak menemukan performa terbaiknya karena ditempatkan sebagai pemain bertahan, bukan di posisi terbaiknya sebagai gelandang. Rodri mendapatkan posisi yang semestinya di era kepelatihan Luis de la Fuente. Menjadi gelandang, Rodri mampu mengatur serangan, membaca laga sekaligus mengorganisir lini belakang.
Bahkan bek Real Madrid dan timnas Spanyol Dani Carvajal sangat mengagumi Rodri dan memintanya meninggalkan ManCity untuk memperkuat Los Blancos. "Tinggalkan Manchester, tidak ada matahari di sana dan datanglah ke Madrid, kami membutuhkanmu," kata Carvajal.
Sementara itu, striker Inggris Ollie Watkins (28 tahun) menilai, Rodri mampu mendikte permainan dengan caranya sendiri bermain. Watkins menilai Rodri adalah kunci utama permainan Spanyol. Selain itu, Watkins juga mewaspadai pergerakan para pemain sayap Tim Matador.
Watkins mengatakan, Spanyol lawan yang berat karena dihuni banyak pemain bintang, pemain muda berbakat, khususnya dua pemain sayap Nico Williams dan Yamine Lamal.
Namun Watkins menyatakan Inggris memiliki level yang sama dengan Spanyol, yakni punya banyak pemain bintang dan memiliki sejumlah pesepakbola muda dengan talenta yang besar. ant
1
Komentar