Tol Mengwi-Gilimanuk Tender Ulang
Tender ulang proyek Jalan Tol Mengwi – Gilimanuk dimaksudkan untuk mencari investor baru yang sekaligus sebagai operator.
DENPASAR, NusaBali
Meskipun proyek Jalan Tol Mengwi – Gilimanuk telah diambil alih pemerintah pusat dalam hal pembebasan lahannya, namun mencari investor untuk mengerjakan proyek mercusuar ini tidak lantas menjadi mudah. Pemerintah Provinsi Bali menyebutkan proyek Jalan Tol Mengwi – Gilimanuk saat ini masih menjalani proses lelang ulang untuk mencari investor sekaligus berfungsi sebagai operator.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta mengungkapkan, saat ini Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR tengah menjalani proses lelang ulang untuk mencari investor sekaligus berfungsi sebagai operator.
“Saya dengar begitu tapi lebih baik detailnya dengan Kementerian PUPR BPJT,” kata Samsi Gunarta, dikonfirmasi pada Sabtu (13/7) malam.
Dia mengatakan saat ini pemerintah menjadi pemrakarsa proyek dan siap dalam penyiapan lahan. Sementara pembangunan jalan tol direncanakan tetap menggandeng investor badan usaha.
Dengan dukungan pemerintah, Samsi Gunarta menyebut investor akan lebih yakin dengan kepastian proyek jalan tol sepanjang 96,84 kilometer ini.
“Kalau pemrakarsanya pemerintah saya kira masyarakat tidak perlu khawatir karena sudah jelas pemrakarsanya oleh pemerintah. Nanti pemerintah yang melakukan penyiapan termasuk segala macam terkait dokumentasi dan tanahnya. Kita lihat perkembangannya seperti apa, sabar saja,” ujar Samsi Gunarta.
Dia menuturkan, investor pastinya perlu waktu untuk melakukan hitung-hitungan berapa biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan Jalan Tol Mengwi – Gilimanuk dan bagaimana potensi pengembaliannya.
Menurut Samsi Gunarta dengan masuknya pemerintah yang berani mengambil peran sebagai pemrakarsa proyek ini, sesungguhnya terlihat bahwa pembangunan jalan tol ini sangat dibutuhkan dan memiliki potensi secara ekonomi.
“Investor yang punya kekuatan cukup sebaiknya ikut, karena ini pemerintah sudah memberikan kepastian pemrakarsanya,” kata Samsi Gunarta.
Keyakinan akan proyek ini, tambah Samsi Gunarta, juga dimiliki Pemerintah Provinsi Bali. Keberadaan Jalan Tol Mengwi – Gilimanuk dapat mengantisipasi volume lalu lintas dengan terkoneksinya kawasan-kawasan pembangunan strategis berdasarkan RTRW Bali tahun 2009 – 2029 ke dalam jaringan Jalan Tol Mengwi – Gilimanuk.
“Sudah masuk dalam perencanaan transportasi kita, sehingga sampai kurun waktu RTRW 2009 – 2029 selesai harusnya sudah terbangun,” tandas Samsi Gunarta.
Proyek Jalan Tol Mengwi – Gilimanuk awalnya berstatus diinisiasi oleh badan usaha (unsolicited) PT Jagat Kerti Bali pada 8 Maret 2022. Total investasi mencapai Rp 22,84 triliun. Tapi pada saat financial close investor tidak bisa memenuhi. Akhirnya, pemerintah kembali melakukan studi kelayakan (feasibility study) untuk diambil alih menjadi prakarsa pemerintah (solicited).
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bali Anak Agung Bagus Bayu Joni Saputra, menyatakan Pelabuhan Benoa di Kota Denpasar belum dilayani kapal peti kemas karena tidak ada industri besar di Bali.
Selama ini, pengiriman produk ekspor jalur darat dari Bali dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.
“Kami dorong agar tol Jagat Kerti Bali (Mengwi – Gilimanuk) yang sempat ground breaking dan sekarang proses tender untuk bisa dipercepat proses pembangunannya,” katanya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sebelumnya meletakkan batu pertama yang menandai dimulainya pembangunan Jalan Tol Mengwi – Gilimanuk pada Sabtu (10/9/2022).
Proyek jalan tol yang rencananya melintasi 13 kecamatan dan 58 desa di tiga kabupaten yakni Kabupaten Jembrana, Tabanan, dan Badung itu diperkirakan menelan biaya investasi mencapai sekitar Rp 24,6 triliun. 7 a, ant
1
Komentar