Petinju Bali Dominasi No Drama Fight
Empat petinju Bali meraih kemenangan dalam duel antar petinju PON 2024. Satu petinju putri mencatat kemenangan, dan satu lainnya harus mengakui keunggulan lawan.
DENPASAR, NusaBali
Ajang tinju No Drama Fight yang dihelat di Istana Taman Jepun Denpasar pada Sabtu (13/7) malam menjadi saksi kegigihan para petinju Bali. Enam petinju PON Bali unjuk gigi di atas ring, berhadapan dengan petinju tangguh dari Sulawesi Utara, Jawa Tengah, dan NTT yang juga disiapkan ke PON XXI di Aceh-Sumatera Utara.
Cakti Dwi Putra, Jekri Riwu, Lewi P Simanjuntak, Krispinus Mariano, dan Grasela Atta Endi berhasil mengalahkan lawan mereka dengan penuh semangat dan strategi jitu. Hanya Melania yang harus mengakui keunggulan Israella dari Sulawesi Utara.
Pertarungan sengit terjadi di kelas putra 63,5 kg antara Jekri Riwu dan Farand Buyung Papendang. Pertandingan ini menjadi momen balas dendam bagi Jekri yang sebelumnya kalah dari Farand di PON XX. "Persiapan kali ini lebih matang dan saya berhasil mengalahkannya. Tapi di PON XXI nanti, Farand tetap lawan berat," ujar Jekri penuh tekad.
Tak kalah seru, Cakti Dwi Putra di kelas putra 75 kg juga menunjukkan pertarungan sengit melawan petinju Jawa Tengah, Burhanudin.
Krispinus Mariano Wonda yang bertanding di kelas putra 51 kg mengungkapkan kebahagiannya setelah mengalahkan Angga Mewengkang (Sulawesi Utara).
"Dia bagus berpengalaman, dan senior saya. Saya excited. Sebelumnya saya kalah di event Pra PON 1. Saya puas, tapi harus belajar banyak lagi,"kata Krispinus.
Lewi P Simanjuntak, petinju kelas putra 67 kg, juga tak mau takabur pasca mengalahkan Libertus (NTT). Ia menyadari bahwa persaingan di PON XXI akan sangat berat.
"Tentu persiapan perlu ditingkatkan, termasuk sparing dengan petinju dari daerah lain," kata petinju yang juga personal trainer di salah satu gym di Canggu ini.
Grasela Atta Endi juga menang angka atas petinju PON Jawa Tengah, Silviana. Sayangnya Melania di kelas putri 48 kg harus mengakui keunggulan lawannya, Israella, penampilannya yang penuh daya juang dan menunjukkan kemajuan patut diapresiasi.
Ketua Pertina Bali Made Muliawan Arya (De Gadjah), yang hadir langsung di pertandingan, turut memberikan semangat kepada para petinju. Melihat penampilan para petinjunya di atas ring, De Gadjah mendorong para petinju berlatih lebih keras lagi. “Kami tidak kecewa, tapi juga kurang puas,” kata De Gadjah.
Dia juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah dan semua pihak untuk memajukan tinju Bali, terutama dalam rangka meraih medali emas pada PON XXI bulan September mendatang. Ia berharap atlet Bali mendapatkan dukungan maksimal dalam hal nutrisi, pelatihan, dan lainnya, seperti yang dilakukan atlet di negara lain.
"Kami pernah berlatih dengan petinju Thailand dan Filipina. Mereka mendapat dukungan penuh, termasuk nutrisi dan makanan. Kita harus bisa mencontoh hal itu," tegas De Gadjah.
De Gadjah juga memotivasi talenta-talenta muda untuk menjadi petinju andalan Bali di masa mendatang. Dengan sisa dua bulan menjelang PON, De Gadjah menyerahkan program latihan kepada para pelatih dan fokus pada pengembangan tinju Bali secara keseluruhan. Ia mengajak semua pihak untuk bersatu demi kemajuan tinju Bali dan Indonesia. "Mari kita buang ego sektoral dan bersatu demi kemajuan olahraga," ajak De Gadjah.
Selain menampilkan duel petinju PON, No Drama Fight juga menampilkan 14 partai lainnya yang tak kalah sengit. “No Drama Fight ini adalah bertemunya para petinju-petinju para juara di event-event sebelumnya,” kata De Gadjah.
Dia pun memberi apresiasi pada event-event tinju di Bali yang diinisiasi oleh anak-anak muda, seperti Rumble Night maupun event lainnya. Pasalnya, dari event-event inilah diharapkan bisa melahirkan para petinju yang menjadi andalan Pulau Dewata di masa mendatang.7mao
1
Komentar