MPLS SMP Dharma Wiweka Denpasar Diikuti 461 Siswa Baru

Sebanyak 461 siswa baru tahun ajaran 2024/2025 akan mengikuti kegiatan tersebut selama empat hari. 

Kegiatan MPLS sekolah beralamat di Jalan Pulau Moyo Nomor 1, Kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan, ini akan berlangsung hingga Kamis (19/7) karena pada Rabu (17/7) bertepatan Hari Raya Pagerwesi. Mengambil tema ‘Bergerak Bersama Mewujudkan Merdeka Belajar di SMP Dharma Wiweka’ para siswa baru akan mengikuti sejumlah kegiatan. 

Kepala Sekolah SMP Dharma Wiweka Drs I Nyoman Mariana MSi, menyampaikan hari pertama MPLS difokuskan untuk mengenal karakter masing-masing siswa baik secara intelektual maupun sosial. “Hari ini (kemarin) kegiatannya adalah pretest untuk mengklasifikasikan kemampuan anak-anak kita dari segala aspek,” ujar Mariana. 

Sementara pada hari kedua akan dilakukan sosialisasi terkait kesehatan, penyalahgunaan narkoba, dan tertib berlalu lintas. Hari ketiga siswa baru akan diajak melakukan kegiatan outdoor untuk melihat langsung permasalahan terkait materi yang telah disosialisasikan. Dan, penutupan MPLS pada hari keempat akan dilaksanakan di Pura Sakenan, Serangan, Denpasar Selatan. 

“Visi sekolah kita adalah mengembangkan kompetensi mental, intektual, dan karakter anak-anak,” sebut Mariana. 

Mariana bersyukur dengan kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di SMP Dharma Wiweka. Jumlah penerimaan siswa baru tahun ini melebihi jumlah tahun sebelumnya yakni 351 siswa. 

Dia meyakinkan bahwa sekolah negeri dan swasta kini memiliki kualitas yang setara. Hal ini juga terbukti dengan raihan prestasi yang diraih siswa-siswi di SMP Dharma Wiweka. Teranyar adalah lolosnya siswi SMP Dharma Wiweka ke tingkat nasional dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) tahun ini dalam bidang IPA. “Moga-moga bisa berbicara di tingkat nasional,” harap Mariana. 

Ketua Pengurus Yayasan Dharma Wiweka Prof Dr dr I Ketut Siki Kawiana, SpB, SpOT(K) mengatakan kegiatan MPLS sangat penting diikuti oleh para siswa baru. Hal ini sejalan dengan filosofi masyarakat Bali dalam menjaga keharmonisan dengan lingkungannya, yakni Tri Hita Karana. “Ketiga hal ini yang harus melekat pada diri kita untuk maju meraih kesuksesan,” ujarnya. 

Prof Siki mengatakan bangga dengan kolaborasi masyarakat Kelurahan Pedungan dan Desa Pemogan maupun tiga desa adat yang berada di dalamnya yakni Desa Adat Pedungan, Pemogan, dan Kepaon untuk mendirikan Yayasan Dharma Wiweka. 

Dia memotivasi para guru SMP Dharma Wiweka untuk membayar kepercayaan yang diberikan para orangtua yang sudah menyekolahkan anak-anaknya di SMP Dharma Wiweka Denpasar. 

“Ini merupakan tantangan bagi kita khususnya guru memberikan bekal pembelajaran kepada siswa-siswi yang dipercayakan kepada kita,” kata Prof Siki. 7 a