Disbud Gelar Festival Joged dan Pangibing
Untuk pertama kalinya, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali bakal menggelar Festival Tari Joged dan Pangibing yang berlangsung 14-17 Agustus 2017.
Dibuka Pendaftaran Pangibing Berhadiah Rp 1 Juta
DENPASAR, NusaBali
Dalam ajang yang masih rangkaian Bali Mandara Mahalango IV ini, sebanyak 18 penari joged dan 54 orang pangibing bakal beradu kemampuan menari di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Kawasan Niti Mandala, Denpasar setiap pukul 17.00 wita.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha mengatakan, festival ini bertujuan untuk memperbaiki citra Joged Bumbung, karena perkembangannya yang mengarah pada gerakan-gerakan tari di luar kebiasaan etika dan estetika tarian Bali, dimana telah menodai harkat dan martabat kesenian Bali.
“Kami ingin tari Joged Bumbung kembali menjadi kesenian yang terhormat. Karena itu, lewat festival ini kami ingin mewujudkan Joged Bumbung menjadi tari pergaulan yang punya etika sopan santun dan tata krama, seperti jati dirinya,” ungkapnya, Kamis (10/8).
Sebanyak 18 orang penari pengibing, kata Dewa Beratha, berasal dari kabupaten/kota di Bali yang masing-masing mengirimkan dua wakil. Sayangnya, Klungkung tidak mengirim wakil sehingga dipenuhi oleh Buleleng yang total mengirim empat orang.
Sementara kuota pangibing sebanyak 54 orang hingga kemarin belum terpenuhi. Baru 13 orang yang mendaftar berasal dari Jembrana, Karangasem, Buleleng dan Badung. Karena itu, pihaknya membuka pendaftaran untuk pangibing hingga 14 Agustus mendatang. Masyarakat yang ingin mendaftar bisa langsung Kantor Disbud Provinsi Bali. "Nah, bila hingga 14 Agustus jumlah pangibing belum juga mencapai 54 orang, kami akan buka pendaftaran hingga berlangsungnya acara. Sebab satu penari joged diwajibkan mendaulat tiga pengibing saat tampil di panggung," imbuhnya.
Dalam festival tari joged bumbung, diwajibkan struktur joged harus mempertahankan struktur tradisi. Kawitannya diawali dengan iringan pepeson (pengelembar), dimana penari joged menampilkan kebolehan dan kepiawaiannya di dalam menari tunggal. Berikutnya harus menampilkan pengecet (ibing-ibingan), dan pekaad (penutup). "Tari joged bumbung yang ditampilkam tetap mengedepankan aspek dan unsur tari Bali, diantaranya agem, tandang, tangkis dan tangkep. Durasi waktu tarian pepeson atau pengelembar nanti mengikuti iringan tabuh, jelasnya.
Para pengibing nantinya diberikan waktu lima menit untuk menunjukkan kebolehannya dengan beberapa aspek seperti marah, sedih, dan gembira. Pangibing juga harus berbusana adat Bali. "Yang dinilai nanti adalah kreativitas, dimana interaksi antara penari joged dengan pangibing, kualitas yaitu intensitas gerak tari Joged dan pengibing serta suasana yang interaktif. Selain itu, ekspresi, penampilan, tata busana, tata rias, sesaluk, kerapian dan penguasaan panggung," imbubnya.
Nantinya empat penari terbaik dalam festival ini akan mendapatkan piagam penghargaan dan uang masing-masing sebesar Rp2,5 juta, serta empat pangibing terbaik akan mendapatkan piagam penghargaan serta uang masing-masing Rp 1 juta. *in
Komentar