KBST Muaythai Paling Banyak Catatan
MANGUPURA, NusaBali - KONI Badung Sport Tourism24 (KBST 24) cabang olahraga Muaythai Indonesia (MI) menjadi salah satu cabang olahraga yang memiliki banyak catatan dalam penyelenggaraannya. Hal ini karena banyak atlet muaythai yang mengundurkan diri sebelum kegiatan. Beberapa diantaranya merupakan atlet PON Aceh dan Sumatera Utara pada September mendatang.
Banyaknya catatan ini tidak dipungkiri oleh Ketua Umum KONI Badung Made Nariana. Menurut Nariana, dari evaluasi bahwa dari segi pelaksanaan, KBST Cabor MI cukup lancar dan memuaskan. Sekalipun jumlah peserta hanya 150 orang. "Jadi yang terlibat hanya 50 persen dari yang ditargetkan, namun pelaksanaan KBST tersebut cukup baik. Banyak peserta luar Bali dan luar negeri terlibat," ungkap Nariana.
Dijelaskan Nariana, banyak atlet MI luar seperti dari Timika, Kaltim, Banyuwangi, Sidoarjo, Surabaya, Tanggerang yang ikut. Bahkan tercatat juga atlet Rusia, Perancis, Spanyol dan Australia. Dari Bali sendiri yang ikut atlet Karangasem, Denpasar, Badung dan Tabanan. "Yang membuat saya kecewa sebagai pembina Pengkab MI Bali, justru atlet PON MI Bali tidak ikut. Atlet Klungkung yang selama ini sering menjadi juara juga absen, Ini ada apa?," tanya Nariana geram.
Seharusnya KBST yang sangat dibanggakan utusan PB MI Opneil Untung, malah dianggap sepele atlet MI Bali sendiri. Padahal kesempatan untuk melakukan try in di rumah sendiri dengan atlet lain yang lebih baik. Nariana mencatat, memang ada usaha melakukan pemboikotan KBST tersebut dari oknum oknum jajaran MI Bali. "Saya dapat mengatakan hal seperti itu, sebab saya menerima chat seseorang dan pengakuan Manajer Team MI Timika, yang mengaku juga ada pihak yang nelpon supaya nggak usah ikut ke KBST," kata Nariana.
Masih menurut mantan Ketua KONI Bali ini, bahwa ada yang mengaku pelatih MI pindahan dari cabor lain terang-terangan berdebat dengan atletnya karena dilarang ikut KBST. Atlet tersebut sudah mendaftar ikut KBST. Ketika menerima telpon, Manajer Tim PON MI Timika menjawab; akan tetap berangkat ke Bali, karena sudah mendaftar dan ingin menambah pengalaman bertanding menjelang PON Aceh dan Sumut 2024. "Ini yang saya sesalkan. Justru ada upaya pemboikotan kegiatan ini," ungkapnya
Made Nariana mengatakan, ia menerima alasan, kenapa atlet MI Bali untuk PON tidak ikut dalam KBST, karena takut cidera. Dan tidak jelas track record calon lawannya di ring nanti. Hal ini tentu alasan tidak masuk akal. Karena di PON nanti juga tidak tahu siapa bakal lawan atlet tersebut. Nanti kalau tray out ke luar negeri atau ikut Sea Ia ke pun demkkian. "Dalam adu jotos yang keras itu, MI sudah memiliki aturan yang jelas. Atlet mana pun akan mendapat pengawasan ketat wasit di atas ring.
Wasit/Juri, tidak akan membiarkan atlet dibantai sampai sekarat oleh lawan masing-masing. Ya, saga sebagai pendiri MI Bali dan pernah menjadi Ketua Umum 12 tahun di Pengprov MI, saya hanya minta jajaran pengurus MI Bali lebih dewasa, sportif dan fairplay menghadapi persoalan. Jangan dengan alasan pribadi, organisasi dan atlet dijadikan korban," pesannya. 7 dar
1
Komentar