Pilgub, PKB Isyaratkan Dukung Koster
Keputusan Arah Dukungan akan Segera Diumumkan
Meski dinilai paling tepat, DPP PKB masih ingin menunggu keputusan resmi, apalagi hingga saat ini belum melakukan pertemuan dengan Wayan Koster
MANGUPURA, NusaBali
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memberi isyarat dukungan terhadap Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) Provinsi Bali Wayan Koster untuk maju di Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur (Pilgub) Bali 2024 sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali.
“Dari sisi komunikasi, dewan pimpinan wilayah dengan Pak Wayan Koster bagus, kami nilai Pak Wayan Koster ini positif,” kata Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP PKB Muhammad Hanif Dhakiri di sela-sela pembekalan kepada caleg terpilih dalam acara bertajuk Sekolah Pemimpin Perubahan PKB Wilayah III di Kuta, Badung, Rabu (17/7). Hanif menyampaikan ini ketika disinggung perihal arah dukungan PKB untuk Pilgub Bali, kemudian ia bertanya langsung ke Ketua DPW PKB Bali Bambang Sutiyono di sebelahnya dan memastikan bahwa daerah memang merasa cocok.
Meski Wayan Koster dinilai paling tepat, DPP PKB masih ingin menunggu keputusan resmi, apalagi mereka hingga saat ini belum melakukan pertemuan dengan Gubernur Bali periode 2018-2023 itu. “Nanti tunggu saja kalau sudah ada keputusannya, belum bertemu kami kan terima laporannya dari DPW, kalau DPW cocoknya sama beliau ya sudah apa boleh buat,” ujar Hanif.
Ia mengatakan keputusan soal arah dukungan PKB untuk Pilgub Bali akan diumumkan sesegera mungkin, namun dipastikan sejauh ini belum ada perubahan soal kuatnya arah dukungan ke Wayan Koster. Hanif Dhakiri sendiri menegaskan bahwa saat ini PKB sedang fokus dalam pembekalan sekolah pemimpin perubahan, yaitu kaderisasi yang didesain DPP untuk calon legislatif terpilih mereka pasca-Pemilu 2024.
“Kali ini yang di Bali, wilayah III meliputi Bali, NTB, NTT, Maluku dan Maluku Utara, ada sekitar 200-an orang terpilih, kami latih selama tiga hari, mudah-mudahan mereka dengan pembekalan ini bisa tampil sebagai anggota DPR, DPRD yang manfaat,” ujarnya. Kegiatan pengkaderan ini sendiri sengaja digelar di Bali, sebab partai berlambang bola dunia itu di Pulau Bali juga ingin besar, bahkan keseriusannya hingga mendatangkan Ketua PKB Muhaimin Iskandar di tengah-tengah kader.
Sementara Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyinggung fenomena saat ini bahwa jumlah politisi banyak tetapi tidak banyak yang menjadi seorang negarawan. Negarawan yang dimaksud adalah seseorang yang memiliki visi yang jelas tentang masa depan bangsa. Saat ini, menurutnya seorang politisi yang dilahirkan, harus memiliki sifat kepemimpinan dan kenegarawanan.
"Kepemimpinan politik kita harus terus didukung dengan kemampuan kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan zaman dan tantangan yang baru," kata Cak Imin dalam keterangan tertulisnya. Dia menyampaikan hal itu dalam rangka pembukaan Sekolah Pemimpin (Sespim) Perubahan untuk anggota legislatif dari PKB yang terpilih pada Pileg 2024 di Bali, NTT, NTB, Maluku, dan Maluku Utara di Kuta, Badung. Melalui sekolah itu, menurutnya PKB ingin melahirkan politisi sekaligus negarawan.
Untuk itu, pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI ini menegaskan bahwa Sespim Perubahan wajib diikuti oleh seluruh kader PKB yang terpilih di DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota. Pasalnya, dia ingin agar nantinya para legislator dari PKB berperan di lembaga legislatif secara maksimal. Dia berharap para legislator itu bisa melahirkan keputusan-keputusan yang bermanfaat untuk rakyat. Maka menurutnya program sekolah itu menjadi modal bagi para legislator untuk bisa berkiprah secara produktif dalam dunia politik parlemen. "Nah, Sekolah Pemimpin Perubahan ini adalah salah satu media mengasah kemampuan kepemimpinan itu," kata Calon Wakil Presiden (Cawapres) pendamping Capres Anies Baswedan di Pilpres 2024 ini.
Cak Imin juga menyinggung soal Pilgub DKI Jakarta yang berpotensi akan bertemunya lagi dua calon yang sebelumnya berlaga di Pilgub DKI Jakarta 2018, yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dia meyakini tidak akan muncul lagi isu politik identitas di Pilgub Jakarta. “Kita lihat, saya yakin sudah tidak ada konflik itu (identitas) sudah berubah semuanya,” katanya.
Cak Imin, mengambil contoh Pemilu 2024 yang sudah lalu, dimana isu identitas tidak lagi ada, sebab kontestasi politik sudah lebih berkualitas.
“Terbukti pilpres yang lalu sudah tidak ada lagi isu sara yang muncul, kemudian kompetisinya berkualitas, sudah isu-isu dan tema kerakyatan yang diadu,” ujarnya. Di Pilgub Jakarta sendiri PKB mengusung Anies Baswedan sebagai calon gubernur, namun berdasarkan hasil survei elektabilitas ada sosok Ahok dengan elektabilitas yang juga tinggi. Berdasarkan hasil survei jelang Pilkada Jakarta oleh Litbang Kompas yang dilakukan pada 15-20 Juni 2024 dengan 400 orang responden acak, diperoleh elektabilitas Anies Baswedan tertinggi dengan 29,8 persen.
Meski elektabilitasnya melambung jauh, survei Litbang Kompas menunjukkan posisi kedua diisi oleh Ahok dengan 20 persen, sehingga ada potensi ia turut diusung untuk maju. Anies Baswedan sendiri hingga saat ini setidaknya telah diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Keadilan Sejahtera, namun PKB belum menentukan wakil yang tepat. “Sudah (deklarasi) tinggal menentukan calon wakilnya, masih proses, pokoknya kami proses,” ungkap Cak Imin. 7 ant
Komentar