Polri dan Polisi Malaysia Rancang Latihan Bersama di Laut dan Udara
MANGUPURA, NusaBali - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) bersama Polis Diraja Malaysia (PDRM) merancang latihan bersama pilot penerbangan helikopter AW dan patroli laut bersama di wilayah perbatasan perairan.
Dua hal tersebut jadi bahan pembicaraan dalam pertemuan Maritime Border Patrol Coordinating Group (MBPCG) ke 7 Tahun 2024 yang digelar di Discovery Kartika Plaza Hotel, Jalan Kartika Plaza, Kuta, Badung, pada Rabu (17/7).
Pertemuan rutin tahun anatara Polri dan PDRM yang digelar sejak 2015 yang dibuka oleh Komjen Pol Fadil Imran itu dihadiri oleh sejumlah petinggi kepolisian Malaysia. Melalui pertemuan diharapkan dapat menciptakan keamanan di wilayah perbatasan perairan kedua negara.
Kakorpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Mohammad Yassin Kosasih usai pertemuan mengatakan pertemuan ini digelar mengingat pentingnya menjaga perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Melalui pertemuan ini Polri dan PDRM memperkuat kerja sama utamanya terkait patroli terkoordinasi setiap beberapa bulan sekali di beberapa perbatasan seperti Polairud Kepri dengan Gerakan Marine Polis di Johor.
"Harapannya adalah bagaimana bisa kita menciptakan situasi aman di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Mengingat negar Indonesia dan Malaysia cukup luas perairan lautnya sehingga anatar Korpolairud Baharkam Polri dengan PDRM terus jalin komunikasi dengan baik," ungkap Irjen Yassin.
Bentuk kerja samanya adalah patroli bersama di setiap titik koordinat setiap perbatasan. "Hadir dalam pertemuan ini adalah Dirpolairud Polda Aceh, Dirpolairud Polda Sumut, Dirpolairud Kepri, Dirpolairud Riau, dan Dirpolairud Kalimantan Utara. Demikian juga dengan Malaysia semua komandan gerakan Marin Polis di wilayah tersebut yang berbatasan langsung dengan Indonesia hadir," ungkpanya.
Ancaman perbatasan saat ini yang sangat mengkhawatirkan adalah peredaran gelap narkoba. Selain itu juga jalur lalu lintas peredaran gelap detenator (bahan peledak). "Minggu lalu kita menangkap pengedar 1 kg shabu di wilayah Sumatra Utara. Barang haram itu masuk dari perairan Malaysia. Salah satu yang diwaspadai adalah masuknya detonator dari India melewati Malaysia lalu ke Tarakan, Indonesia. Kemudian detonator itu menyebar ke Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur dan Pulau Jawa," pungkasnya. 7 pol
Komentar