TNI-Polri Bakal Rekrut Personel Khusus Siber
Arya Wibawa Ingatkan Ancaman Siber
Tugas bela negara tidak hanya tugas dari pemerintah pusat atau TNI dan Polri saja tetapi juga tugas pemerintah daerah dan seluruh masyarakat
DENPASAR, NusaBali
Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa meminta pihak berwenang memperkuat pertahanan siber yang makin menjadi ancaman serius bagi negara. Hal itu diungkapkan Arya Wibawa dalam kegiatan sosialisasi regulasi pembinaan kesadaran bela negara yang digelar Direktur Jenderal Potensi Pertahanan di Jalan Bypass I Gusti Ngurah Rai, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kamis (18/7) pagi.
“Saran kami (Pemerintah Kota Denpasar) agar dalam pelaksanaan bela negara kita juga memperkuat pertahanan siber. Kita ketahui bersama banyak negara yang telah mempunyai kekuatan siber. Serangan siber adalah ancaman buat kita bangsa Indonesia. Kalau tidak diantisipasi akan menjadi ancaman dan berdampak sangat negatif,” ujar Arya Wibawa.
Sebagai pejabat di Kota Denpasar, Arya Wibawa mendukung upaya dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertahanan. Tugas bela negara tidak hanya tugas dari pemerintah pusat atau TNI dan Polri saja tetapi juga tugas pemerintah daerah dan seluruh masyarakat. “Masyarkat wajib mempunyai sikap bela negara dan mencintai tanah kelahirannya,” ujar politisi senior PDI Perjuangan asal Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, ini.
Pertahanan siber ternyata telah dipikirkan oleh pemerintah pusat. Mengantisipasi ancaman ini, TNI-Polri akan segera merekrut khusus personel siber. Selain itu para pakar atau ahli IT dibina tentang meningkatkan kesadaran bela negara. “Saat ini antara ancaman dan damai itu sangat tipis perbedaannya. Kita tahu bersama kemarin dalam kondisi damai tiba-tiba kita diserang siber. Selain nanti merekrut personel khusus siber TNI-Polri juga melakukan pembinaan terhadap generasi muda yang memiliki kemampuan di bidang siber untuk membantu negara apabila dibutuhkan,” ungkap Direktur Bela Negara Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI G Eko Sunarto.
“Diharapkan dengan membina para pakar siber ini, dapat disadari bahwa negara ini adalah miliknya yang diwariskan oleh para leluhur, para pahlawan untuk dibangun, dijaga, dan dirawat bersama. Satu-satunya cara adalah meningkatkan kesadaran bela negara,” tegas Brigjen Eko Sunarto.
Dikatakannya ancaman yang dihadapi saat ini bukan hanya ancaman militer. “Ancaman militer itu kecil. Ancaman yang lebih besar adalah pengaruh-pengaruh yang tak baik terhadap negara, baik itu siber, budaya, dan ideologi. Gangguan terhadap ketiga hal ini lebih parah dari ancaman militer. Saya mengukur indeks kesadaran bela negara bagi warga negara dari tahun 2021 masih dalam kategori aman. Namun, tidak boleh lengah. Kita harus terus mensosialisasikan kesadaran bela negara agar sadar dan yakin bahwa negara perlu dirawat,” ujar Brigjen Eko Sunarto. pol
Komentar