nusabali

Dinas PKP Bangli Ingatkan Peternak Jaga Populasi

  • www.nusabali.com-dinas-pkp-bangli-ingatkan-peternak-jaga-populasi

BANGLI, NusaBali - Harga babi di Bangli sebelumnya sempat anjlok, belakangan ini merangkak naik. Di tengah membaiknya harga babi tersebut, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, mengimbau kepada masyarakat untuk tidak berlomba-lomba menambah populasi babi.

Kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli I Wayan Sarma mengakui kenaikan harga babi mulai terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Harga babi di kandang saat ini terbilang cukup bagus berkisar Rp 41.000 per kilogram sampai Rp 43.000 per kilogram untuk babi berat sekitar 100 kg. "Untuk break even point (BEP), kami hitung sekitar Rp 37.000 per kilogram," ungkapnya Kamis (18/7). 

Untuk babi dengan berat di bawah 90 kilogram, sesuai pantauannya di lapangan ada yang laku isaran Rp 39.000 - Rp 40.000 per kilogram. Kenaikan harga babi karena beberapa faktor, selah satunya karena populasi babi kian menipis akibat serangan virus African Swine Fever (ASF) yang menyebabkan banyak peternak merugi karena tingginya angka kematian babi. 

"Sebelumnya sempat terjadi kematian babi akibat wabah ASF yang cukup besar. Itu tidak bisa dipungkiri. Namun dalam dua bulan terakhir, sudah terjadi penurunan angka kematian babi," sebutnya. 

Selain itu, belakangan  masyarakat sudah mulai bergairah untuk menambah populasi ternak babi terutama yang peternak rumahan. Karena itu populasi babi di kabupaten Bangli juga mulai bertambah. "Saat ini, tercatat populasi babi di kabupaten mencapai 85.271 ekor," kata Wayan Sarma.  

Kata dia, kecendrungan yang terjadi di masyarakat, melihat peluang harga naik, biasanya akan ikut ramai-ramai menambah populasi babi. Padahal harga babi juga mengalami fluktuaktif. 

Wayan Sarma menyarankan agar peternak tetap menjaga jumlah populasi agar tidak terlalu besar. Yang perlu diperhatikan adalah daya dukung, termasuk harus memperhatikan faktor lingkungan agar tidak terjadi pencemaran. Jangan sampai karena harga tinggi peternak berlomba-lomba menambah populasi. 

"Jika harga tinggi suatu saat pasti pada titik tertentu akan terjadi harga rendah. Karena kita tahu pasaran babi ini, lebih banyak terserap di pasaran lokal dan hanya didaerah tertentu saja terutama daerahnya non muslim. Beda halnya dengan sapi, pangsa pasarnya lebih luas," kata Wayan Sarma.7esa

Komentar