Siswa Baru SDN 6 Sukawati Diedukasi Memilah Sampah
GIANYAR, NusaBali - Siswa kelas 1 SDN 6 Sukawati, Kecamatan Sukawati, Gianyar diajak memilah sampah, Kamis (18/6). Sekolah menghadirkan praktisi lingkungan dari Yayasan Bali Bangga Bersama.
Kasek SDN 6 Sukawati Ni Nengah Teniari SPd SD mengatakan, edukasi memilah sampah ini konsisten dilakukan setiap saat. Sebab setahun sebelumnya, sekolah selalu kelimpungan mengatasi sampah tercampur. Melalui Komite, sudah membuat 2 teba modern yang menampung sampah organik.
Selanjutnya bersama Bali Bangga Bersama, sampah anorganik dalam 5 kategori diangkut ke pengepul. Hanya sampah residu yang dibuang ke TPA Temesi. "Kami meminta Bali Bangga Bersama untuk hadir ke sekolah karena edukasinya menyenangkan. Anak-anak sejak setahun lalu mulai terbiasa memilah sampah," jelas Nengah Teniari.
Diakui, sampah sekolah sebelumnya tercampur dan berserakan. Jika telat diangkut, sampah sering dikoyak anjing liar. Untuk mengawasi pemilahan sampah, sekolah melibatkan siswa kelas 6. "Siswa kelas 6 saat jam istirahat, mereka akan mengawasi adik kelasnya membuang sampah. Apakah sudah benar atau belum, yang belum diingatkan untuk buang sampah pada tempatnya," jelasnya.
Sampah anorganik dibedakan dalam 5 tong sampah, di antaranya sampah plastik, kemasan botol, kertas, residu, dan rongsokan. Kebiasaan memilah sampah ini pun sangat disyukuri karena sejak Mei 2024 lalu Pemerintah Kabupaten Gianyar menerapkan kebijakan pemilahan sampah terjadwal.
Praktisi lingkungan Bali Bangga Bersama, Mang Adi mengatakan edukasi memilah sampah ini gencar dilakukan dari sekolah ke sekolah. Sedikitnya ada 15 SD maupun SMP di Kabupaten Gianyar yang rutin dikunjungi. Pemilik usaha jasa Mang Adi Bali (MAB) Recycle ini mengatakan ajakan memilah sampah tidak cukup disosialisasikan hanya sekali.
Harus berkali-kali agar anak-anak menjadi terbiasa. "Setiap sekolah kami hanya minta komitmen dan konsisten dalam memilah sampah. Jangan saat ada sosialisasi baru memilah, tapi harus menjadi kebiasaan," jelasnya. Setelah edukasi pemilahan sampah, Mang Adi akan mengangkut sampah anorganik yang telah terpilah. "Kerja sama ini kami jalin setiap 3 bulan. Sejauh ini sudah ada 15 sekolah. Ada juga yang kami evaluasi karena sampahnya masih tercampur," ujar Mang Adi.
Di beberapa sekolah yang komitmen memilah sampah, Bali Bangga Bersama juga membuatkan teba modern yang bisa menampung sampah organik. Dengan demikian, satu sekolah akan berkontribusi nyata untuk mengurangi pengiriman sampah ke TPA. Kalaupun ada, hanya sampah residu saja yang berakhir di TPA. "Ini juga mendukung kebijakan Gianyar memilah sampah," jelasnya.
Untuk menjaga komitmen memilah sampah, setiap sekolah disyaratkan membentuk tim relawan. "Di SDN 6 Sukawati ini, siswa kelas 6 yang jadi relawan. Jadi mereka memantau adik kelasnya saat buang sampah harus pada tempatnya," jelas Mang Adi. 7 nvi
Komentar