nusabali

2 Banjar Adat di Duda Utara Gelar Ngaben Massal

  • www.nusabali.com-2-banjar-adat-di-duda-utara-gelar-ngaben-massal

AMLAPURA, NusaBali - Dua Banjar Adat di Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, menggelar ngaben massal di Banjar Darma Sila, Desa Adat Geriana Kangin, mengupacarai 14 sawa dan di Banjar Geriana Kauh, mengupacarai 32 sawa.

"Kami menggelar upacara ngaben berlanjut upacara ngeroras, untuk upacara ngaben berlanjut ngeroras per sawa kena biaya Rp 15,5 juta, sedangkan yang ikut ngeroras saja kena Rp 8 juta," jelas Ketua Panitia Ngaben Massal I Ketut Mariasa di Banjar Darma Sila, Desa Adat Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, Jumat (19/7).

I Ketut Mariasa mengatakan, sebenarnya upacara ngaben massal dilaksanakan Banjar Adat Darma Sila, setiap lima tahun sekali, terakhir menggelar upacara ngaben tahun 2018. Krama di Banjar Darma Sila, hanya 44 KK, bagi krama yang memiliki sawa di samping mengeluarkan biaya Rp 15,5 juta per sawa, warga banjar adat lainnya kena urunan beras per KK 3 kilogram, kelapa 2 butir, dan uang Rp 100.000, untuk keperluan upakara, yang puncak ngaben, Wraspati Pon Landep, Kamis (25/7).

Prosesi ngaben dilaksanakan krama Banjar Adat Darma Sila, berbeda dengan krama Hindu pada umumnya, di Banjar Adat Darma Sila mengenal upacara ngaben ke pertiwi, seluruh upakara yang telah digunakan upacara ngaben, termasuk pengiriman (bade kecil) dan sekah (simbol roh), semuanya dipendem. Sehingga tidak mengenal nganyut ke laut atau ke sungai yang bermuara ke laut.

Penasihat Panitia Jro Mangku Diatmika mengatakan, usai ngaben, berlanjut upacara ngeroras, yang puncaknya, Sukra Umanis Ukir, Jumat (2/8), mengupacarai 20 pitara.

Di bagian lain, Penanggungjawab Upacara Ngaben Massal di Banjar Adat Geriana Kauh, Desa Adat Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, I Nyoman Subrata mengatakan, ngaben yang juga puncaknya, Wraspati Pon Landep, Kamis (25/7), mengupacarai 32 sawa, nantinya berlanjut menggelar upacara ngeroras mengupacarai 63 pitara yang puncaknya, Soma Wage Kulantir, Senin (5/8).

Subrata mengatakan, melaksanakan upacara ngaben, adalah bayar utang kepada leluhur, atau disebut pitra rna. Kata dia, ngaben itu sendiri sebenarnya tujuannya ada dua, menyucikan roh fase pertama, sehingga arwahnya bisa mencapai bhwah loka atau alam pitra. Kemudian tujuan kedua, badan kasar dikembalikan ke pancamahabhuta, melalui prosesi pralina.

Ngaben massal disepakati krama Banjar Adat Geriana Kauh, dengan harapan agar mampu menekan biaya, dikerjakan bersama, di samping berkesempatan mempererat jalinan manyamabraya, terjalin persatuan dan kesatuan antar krama sekampung.

"Secara teknis tidak ada kendala, siap menyelenggarakan ngaben, berharap agar cuaca mendukung, sehingga upacara dilancarkan," harapnya. Usai ngaben, katanya, berlanjut mempersiapkan upacara ngeroras.7 k16

Komentar