nusabali

Albert Einstein: Berimajinasi Lebih Penting dari Pengetahuan

  • www.nusabali.com-albert-einstein-berimajinasi-lebih-penting-dari-pengetahuan

TERASA absurd dan tidak masuk akal imajinasi lebih penting dari pengetahuan? Bagaimana logikanya? Faktanya, imajinasi sering dikonotasikan sebagai khayalan, angan-angan, gambaran tidak bermakna, atau nilai rasa negatif terhadap sesuatu.

Sehingga, jangan biarkan dan tidak latihkan pada anak-anak. Tetapi, makna konotatif demikian perlu dikaji kritis. Menurut Aristoteles, seorang filsuf Yunani, imajinasi merupakan standar terbentuknya ide atau pikiran, sebuah representasi alam mental terhadap realitas. 

Albert Einstein, fisikawan terkenal akan teori relativitas dan mekanika kuantum, berpendapat bahwa kedudukan imajinasi berada di atas ilmu pengetahuan. Imajinasi merupakan induk ilmu pengetahuan dan rasa keingintahuan. Berbagai manfaat imajinasi yabng penting dilatihkan pada generasi Z, di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Karena, manfaat imajinasi ternyata tidak sebatas untuk meningkatkan kreativitas. Berimajinasi membantu menyelesaikan masalah, menciptakan hal-hal baru, dan mengalahkan rasa takut. Bahkan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa berimajinasi bisa membantu mengatasi stres dan kecemasan yang berlarut-larut. Implikasinya, imajinasi sangat penting untuk perkembangan manusia, mendorong kreativitas, pemecahan masalah, dan pertumbuhan pribadi.

Kurangnya kreativitas dan produktivitas anak-anak sekolah maupun mahasiswa ada kaitannya dengan imajinasi yang rendah. Mereka dijejali dengan sains sebagai kumpulan pengetahuan dan proses pengembangannya melalui mata pelajaran yang berjubel. Tetapi, tidak atau jarang dilatihkan mengaitkan dua sistem yang sangat berjauhan. Albert Einstein menyebutnya, ‘Spooky action at a distance’. Artinya, jika anak-anak memiliki dua buah sistem yang dikaitkan dengan erat (entanglement), maka kedua sistem ini memiliki korelasi yang sangat kuat. Apapun yang memengaruhi sistem satu, akan memengaruhi sistem yang lainnya bahkan jika terpisah dengan jarak yang sangat jauh. Sederhananya, quantum entanglement merujuk pada aspek-aspek dari satu partikel yang terjerat akan bergantung pada aspek-aspek dari partikel lainnya, tidak peduli seberapa jauh jaraknya atau apa yang ada di antara keduanya.

Dalam dunia kuantum, setiap sistem dapat memiliki beberapa keadaan dengan probabilitas tertentu. Misalkan kita memiliki dua sistem dengan kemungkinan memiliki dua keadaan. Kemudian kedua sistem ini kita entangle-kan secara kembar. Jika sistem 1 memiliki keadaan A, maka sistem 2 pun memiliki keadaan A. Sistem kuantum ini yang dapat memiliki kemungkinan 2 keadaan akan terus terjaga jika kita tidak mengganggunya. 

Salah satu yang mengganggu sifat kuantum tersebut adalah dengan melakukan pengukuran. Misalkan kedua sistem ini dibawa oleh dua orang yang berbeda, yang satu misalkan ke galaksi C yang lain ke galaksi D dengan jarak yang sangat jauh. Misalkan dua keadaan ini memiliki probabilitas muncul yang sama. Jika masing-masing orang membuka, maka kemungkinan keadaan yang muncul itu bisa A ataupun B. Namun dalam kasus entanglement ini, saat orang di galaksi C membuka sistem tersebut dan terlihat keadaan A, maka otomatis untuk orang di galaksi D meskipun belum membukanya. Jadi, dapat dipastikan bahwa sistemnya akan memiliki keadaan A padahal belum membuka kotak sama sekali.

Bagaimana aplikasi quantum entanglement dalam pembelajaran? Penerapan model pembelajaran kuantum yang efektif dapat dilakukan, misalnya menanamkan materi dengan menyenangkan atau mengajak siswa melakukan aktivitas yang berhubungan dengan materi secara nyata, dan sebagainya. Kelebihan dari pembelajaran kuantum, yaitu, meningkatkan potensi akademis dan serta meningkatkan potensi kreatif yang ada dalam diri siswa. Jangan jejali anak-anak dengan hafalan kumpulan konseptual tanpa mengikatkan dengan sesuatu inovasi dan kreasi walau keduanya berjarak sangat jauh, ‘Spooky action at a distance’. 7

Komentar