Lomba Perahu Layar Meriahkan Petik Laut di Air Kuning
NEGARA, NusaBali - Puluhan nelayan di Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana, Bali, mengikuti lomba balap perahu layar di Pantai Air Kuning pada hari Minggu (21/7). Lomba ini digelar untuk memeriahkan acara petik laut sekaligus peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1446 Hijriah yang jatuh pada Minggu (7/7) lalu.
Dalam lomba perahu layar ini, para nelayan harus beradu kecepatan tanpa menggunakan mesin. Lomba diawali dari pinggir pantai menuju garis start yang berada sejauh 2 mil di tengah laut. Kemudian dari garis start mereka harus beradu cepat melawan gelombang dan mengandalkan layar menuju garis finish yang berjarak 4 mil ke arah timur dari garis start. Peserta yang pertama kali meraih bendera di garis finish menjadi pemenang.
Rangkaian upacara petik laut di Air Kuning ini dibuka langsung oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba. Bupati Tamba mengapresiasi pelaksanaan petik laut sebagai upaya melestarikan tradisi masyarakat pesisir dan ungkapan rasa syukur para nelayan. "Terimakasih kepada seluruh nelayan yang telah ikut berperan aktif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat jembrana, khususnya dalam penyediaan ikan," ungkap Bupati Tamba.
Bupati Tamba mengatakan, dirinya selalu berupaya meningkatkan kesejahteraan serta kapasitas para nelayan dengan berbagai program atau kegiatan pemberdayaan masyarakat nelayan. Baik dari APBD maupun APBN. "Untuk penguatan tradisi senantiasa kita dukung. Petik laut dari tahun ke tahun sudah kita bantu. Hari ini anggarannya kita gunakan dari kecamatan dan desa senilai Rp 100 juta. Mudah-mudahan bisa dipergunakan dengan baik," ujarnya.
Ketua panitia lomba Asriyono mengatakan, perlombaan diikuti sebanyak 50 peserta. Mereka merupakan perwakilan dari 5 banjar dengan masing-masing Banjar mengirimkan 10 peserta. Untuk Juara I akan mendapat hadiah Rp 1,5 juta, Juara II Rp 1 juta, Juara III Rp 750 ribu, dan juara IV 500 ribu. "Peserta yang belum beruntung juga akan kita berikan hadiah apresiasi Rp 200 ribu," jelasnya.
Selain rangkaian acara petik laut, Asriyono mengatakan, lomba balap perahu layar ini juga diadakan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam. Begitu juga untuk pelestarian adat budaya, khususnya memperkenalkan bagaimana para nelayan terdahulu melaut dengan perahu tradisional.
"Dulu datuk nenek moyang kita itu tidak pakai mesin lewat ke tengah, tapi pakai layar. Makanya kita kuatkan kenangan-kenangan tua-tua kita dulu, tidak ada yang mempunyai mesin atau alat-alat canggih untuk mencari nafkah. Jadi kita tidak boleh lupa, tentunya agar tidak punah dan agar tetap tertanam di hati anak cucu kita nanti," ujar Asriyono.7 ode
1
Komentar