nusabali

Melihat Kondisi SDN 4 Pucaksari, Busungbiu yang Tahun Ini Hanya Terima 1 Siswa Baru

Dampak Warga Banyak Merantau dan Kondisi Jalan Rusak

  • www.nusabali.com-melihat-kondisi-sdn-4-pucaksari-busungbiu-yang-tahun-ini-hanya-terima-1-siswa-baru

SD dengan siswa minim yang tahun ini jumlahnya mencapai puluhan di Buleleng tetap akan beroperasi, tidak ditutup atau regrouping dengan sekolah terdekat

SINGARAJA, NusaBali - Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Pucaksari, Desa Pucaksari, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, salah satu sekolah minim siswa di Buleleng. Tahun ajaran 2024-2025 ini, SDN 4 Pucaksari hanya menerima 1 orang siswa setelah proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berakhir. Siswa minim karena anak usia sekolah memang tidak ada. Sebagian besar warga desa rata-rata merantau ke luar daerah.

Padahal dari segi kelengkapan sarana prasarana dan Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga pendidik SDN 4 Pucaksari termasuk sekolah yang bagus. Tahun ini sekolah memiliki 8 orang guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

SDN 4 Pucaksari setiap tahun pelajaran baru mencatat jumlah peserta didik di bawah 10 orang. Kini total siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 hanya 25 orang. Kepala Sekolah (Kasek) SDN 4 Pucaksari I Ketut Dipayana, Sabtu (20/7) mengatakan sebelum PPDB sudah memetakan anak usia sekolah yang masuk dalam zonasi.

Hanya saja dari dua banjar di Desa Pucaksari tidak ada anak usia sekolah usia 6-7 tahun. Selain itu kendala jalan rusak menuju sekolah juga menjadi penyebab orang tua enggan menyekolahkan anaknya ke SDN 4 Pucaksari. “Jalan rusak ini sejak tahun 2019, sudah juga sempat saya sampaikan di Musdes (Musyawarah Desa), karena ada keluhan orang tua siswa waswas keselamatan anak karena jalan rusak. Mereka lebih cenderung sekolahkan anak ke Desa Kekeran, desa tetangga,” ucap Dipayana.

Kasek SDN 4 Pucaksari I Ketut Dipayana. –IST 

Meski selalu minim siswa, SDN 4 Pucaksari berupaya mengoptimalkan kualitas dan prestasi siswa. Bahkan SDN 4 Pucaksari merupakan salah satu sekolah penggerak angkatan kedua. Dipayana pun berharap ke depannya ada dukungan dari semua pihak. Upaya perbaikan jalan rusak juga diharapkannya untuk menarik anak usia sekolah mau bersekolah di SDN 4 Pucaksari.

Sekretaris Dewan Pendidikan Buleleng, Dr I Made Bagus Andi Purnomo SPd MPd saat melakukan kunjungan ke SDN Pucaksari setelah melihat fakta di lapangan menyebut meski mencatat penerimaan siswa minim, SDN 4 Pucaksari harus tetap dibuka dan dipertahankan. Namun Pemerintah Daerah harus tetap hadir dan memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Sehingga ke depan sekolah itu dapat diminati masyarakat dan tetap mampu beroperasi, bahkan tetap eksis. “Saya amati potensi sekolah ini sangat bagus. Sekolah ini sudah masuk program sekolah penggerak. Tenaga guru pun sudah mencukupi. Kami mendorong sekolah dapat berkoordinasi dan berkonsultasi intens dengan perbekel, agar ke depan mampu menerima siswa dengan jumlah yang lebih banyak,” terang Bagus Andi yang juga dosen STAHN Mpu Kuturan Singaraja ini.

Untuk sementara, sekolah bisa memaksimalkan kualitas pendidikan. Menurutnya jumlah siswa minim, dapat mengoptimalkan proses pembelajaran dan penggalian potensi diri anak didik. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Buleleng, Made Astika mengatakan sekolah dasar dengan siswa minim yang tahun ini jumlahnya mencapai puluhan tetap akan beroperasi. Disdikpora Buleleng tidak berencana untuk menutup atau regrouping dengan sekolah terdekat, karena kondisi topografi Buleleng berbeda dengan daerah lain di Bali.

Seluruh anak usia sekolah wajib mendapatkan pelayanan dasar pendidikan dari pemerintah. Sekolah minim siswa jika mengacu aturan tahun sebelumnya disebutnya masih menerima Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) dengan ketentuan khusus. Jika sekolah dengan jumlah siswa normal (28 orang per rombel) atau lebih akan mendapatkan BOSP sesuai jumlah siswa dikalikan Rp 1.080.000. Namun bagi sekolah dengan siswa minim, mendapatkan BOSP standarisasi minimal dengan perhitungan 60 orang siswa, meskipun jumlah siswanya di bawah batas minimal tersebut. “Juknis BOSP tahun ini belum keluar, tetapi pemerintah pasti memperhitungkan untuk menjamin biaya operasional sekolah mencukupi,” terang Astika.

Untuk diketahui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng mencatat sebanyak 60 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Buleleng minim siswa pada tahun ajaran 2024-2025. Puluhan sekolah itu hanya menerima siswa baru kurang dari 10 orang. Bahkan ada yang sama sekali tidak mendapatkan siswa. Disdikpora Buleleng setelah tahun ajaran baru 2024-2025 resmi dimulai di pekan pertama, mulai memetakan sekolah dan jumlah siswa yang diterima. Dari total 456 SD Negeri di Buleleng sebagian besar sudah menerima siswa sesuai dengan daya tampung sekolah. 

Jumlah siswa dalam satu rombelnya sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) berjumlah 28 orang atau bisa dimaksimalkan sampai 32 orang. Namun di tengah kelancaran distribusi siswa di sekolah yang overload, ada puluhan sekolah yang minim siswa. Puluhan sekolah itu tersebar di 9 kecamatan yang ada di Buleleng. Sebanyak 16 SD di Kecamatan Busungbiu, 12 SD di Kecamatan Sukasada, 10 SD di Kecamatan Banjar, 7 SD di Kecamatan Seririt, 4 SD di Kecamatan Tejakula, 3 SD masing-masing di Kecamatan Kubutambahan dan Sawan serta 2 SD di Kecamatan Gerokgak. Sekolah minim siswa ini rata-rata memang sudah langganan setiap tahunnya. Sebagian besar lokasi sekolah ada di kawasan jarang penduduk dan daerah pelosok. 7 k23

Komentar