Sanggar Seni Manik Uttara, Lestarikan Seni Budaya dengan Semangat Inklusif
SINGARAJA, NusaBali - Berkesenian tak mengenal batasan dibuktikan oleh Sanggar Seni Manik Uttara, sebuah sanggar seni di Desa Giri Mas, Kecamatan Sawan, Buleleng.
Sanggar seni yang didirikan pada tahun 2015 oleh I Kadek Sefyan Artawan ini memiliki mengusung semangat inklusif. Diwarnai dengan anggotanya yang merupakan anak-anak berkebutuhan khusus.
Sanggar Seni Manik Uttara mewadahi semangat orang tua yang ingin anaknya yang berkebutuhan khusus mendapatkan kesempatan belajar seni seperti anak pada umumnya. “Kami tidak memilih-milih anggota sanggar. Yang penting bisa menghitung untuk ketukan dan mengerti kanan kiri jika menari,” turu Kadek Sefyan belum lama ini.
Sanggar Seni Manik Uttara kini memiliki hampir 500 anak didik. Dengan kesabaran dan dedikasi para pelatih, anak-anak berkebutuhan khusus di sanggar ini mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. “Ini merupakan pencapaian luar biasa bagi sanggar dan anak didik kami,” lanjutnya.
Adapun kesenian yang dilatih di sanggar yakni melestarikan dan memperkenalkan gamelan Semarpegulingan yang saat itu belum banyak dikembangkan di Buleleng. “Selain gamelan Semarpegulingan, kami juga memiliki seperangkat satu barung gamelan gong kebyar dan sudah mempunyai regenerasi baik penari maupun penabuh,” imbuh dia.
Kegiatan di sanggar ini cukup aktif dengan latihan rutin setiap hari, meliputi latihan menari, latihan megambel dasar, latihan megambel anak-anak, latihan gong dewasa, dan latihan gong wanita. Melihat minimnya sanggar seni di wilayah timur Buleleng, sanggar ini memiliki target untuk mengembangkan cakupannya ke Kecamatan Kubutambahan hingga Kecamatan Tejakula.
“Sanggar kami sering mengisi kegiatan seni yang diadakan pemerintah maupun pihak lain. Kami tetap berkarya dengan prinsip ngayah sambil melajah, tentunya karya yang dikembangkan juga tertuju pada kearifan lokal Buleleng,” ujar Kadek Sefyan.7 mzk
Komentar