Menko Hadi: Festival Sastra Saraswati Sajikan Pesan Kebangsaan Leluhur
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto
Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud
AAGN Ari Dwipayana
Staf Khusus Presiden
Sukardi Rinakit
Festival Sastra Saraswati Sewana
JAKARTA, NusaBali - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto, mengatakan Festival Sastra Saraswati Sewana memberikan literasi budaya kepada masyarakat tentang pemikiran para leluhur bangsa.
“Pesan-pesan itu adalah pesan-pesan kemanusiaan untuk bisa memberikan kesejahteraan, memberikan kebahagiaan, keteladanan yang datang dari rakyat berdasarkan pesan-pesan yang sudah disampaikan oleh para leluhur,” kata Menko Hadi saat membuka kegiatan tersebut di Ubud, Gianyar, Sabtu (20/7).
Menurut Menko Hadi, banyak yang bisa dipelajari dari para leluhur bangsa, terutama dalam menyatukan beragam suku dan budaya hingga akhirnya menjadi sebuah bangsa.
Salah satu faktor utama terwujudnya hal tersebut, yakni sosok kepemimpinan kuat yang dimiliki para leluhur bangsa.
Menko Hadi melanjutkan dalam festival yang mengangkat tema Niti Raja Sasana, Tongkat Sastra Kepemimpinan Negeri, masyarakat juga diajarkan tentang kebudayaan bangsa yang bersifat adaptif dan berkembang sehingga dapat membuat bangsa menjadi semakin besar.
Dengan adanya kegiatan ini, Menko Hadi berharap masyarakat akan selalu melestarikan kebudayaan bangsa sehingga tidak tergerus oleh perkembangan zaman. Untuk diketahui, Festival Sastra Saraswati Sewana 2024 diadakan untuk empat tujuan.
Pertama, untuk menggali nilai-nilai dan ajaran kepemimpinan Bali yang tercatat dalam berbagai manuskrip dan sumber-sumber lisan warisan para leluhur. Kedua, mengkaji relevansi nilai-nilai dan ajaran kepemimpinan Bali dalam konteks ke konteks kekinian.
Ketiga, untuk mengadaptasi dan merevitalisasi nilai-nilai dan ajaran kepemimpinan Bali sebagai tongkat dan panduan etik bagi para pemimpin terpilih. Keempat, untuk meneruskan nilai-nilai dan ajaran kepemimpinan Bali pada generasi muda, khususnya milenial dan gen Z.
Staf khusus Presiden Jokowi bidang politik Ari Dwipayana menjelaskan alasan pemilihan tema Festival Sastra ‘Niti Raja Sasana, Tongkat Sastra Kepemimpinan Negeri’, karena Bali memiliki lontar-lontar yang bertema kepemimpinan yang diwarisi Ida Bethara Kawitan antara lain Adigama, Purwadigama, Dewa Banda, Kakawin Ramayana, dan Bhagawan Kamandaka.
Lontar-lontar yang berkenaan dengan kepemimpinan banyak yang berjudul Niti, misalkan Niti Praja, Nitisastra, Rajaniti, Niti Raja Sesana, dan Dharma Sesana.
“Selain Nitisastra, ajaran kepemimpinan yang umum diketahui adalah ajaran yang bersumber dari Kakawin Ramayana bernama Asta Brata,” tambah Ari.
Selain itu, para pemimpin Bali selalu menggunakan sumber-sumber sastra sebagai pedoman dalam memanajemen kerajaannya, bahkan sejak masa lampau. 7 ant
Komentar