nusabali

Sejak 2012, Disbud Badung Konservasi Lebih dari 3.000 Cakepan Lontar

  • www.nusabali.com-sejak-2012-disbud-badung-konservasi-lebih-dari-3000-cakepan-lontar
  • www.nusabali.com-sejak-2012-disbud-badung-konservasi-lebih-dari-3000-cakepan-lontar

MANGUPURA, NusaBali.com - Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung terus menggalakkan kegiatan konservasi lontar dan naskah kuno sebagai upaya pelestarian dan perlindungan. Kali ini, kegiatan dilaksanakan di Griya Semara Kencana, Desa Blahkiuh , Kecamatan Abiansemal, Jumat (19/7). Sejak dimulai tahun 2012, hingga kini sudah lebih dari 3.000 cakepan lontar yang sudah berhasil dikonservasi.

Kepala Bidang Sejarah Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Ni Nyoman Indrawati menjelaskan, program tersebut sudah terlaksana sejak tahun 2012 hingga kini. Upaya ini dilakukan agar kekayaan budaya yang tersebar di masyarakat tersebut tetap lestari dan terlindungi secara fisik dari kerusakan.

"Lontar dan naskah kuno atau sering disebut manuskrip merupakan salah satu objek Pemajuan Kebudayaan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali," ujarnya.

Dijelaskan, beberapa kegiatan konservasi dilaksanakan oleh tim Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung berkolaborasi dengan Penyuluh Bahasa Bali, seperti membersihkan lembaran lontar dengan menggunakan cairan alami yang terbuat dari tanaman sereh, kemudian konservasi serta penyusunan katalog lontar. Kegiatan pelestarian naskah kuno tersebut menyasar sepuluh lokasi yang tersebar  di enam kecamatan di Kabupaten Badung. 

Indrawati membeberkan, selama kurun waktu tahun 2012 - 2023 jumlah lontar yang terdata sebanyak 3.200 cakepan lontar. Pihaknya menyebut, lontar dalam kondisi baik berjumlah 2462 cakepan lontar, dan dalam kondisi kurang baik berjumlah 736 cakepan lontar.

"Kondisi yang kurang baik ini cukup memprihatinkan. Lontar yang ada di masyarakat perlu kita gali, perlu kita lestarikan. Karena lontar ini merupakan salah satu sumber sejarah, sumber ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan itu tidak bisa kita nilai dengan rupiah. Bila itu sampai hilang akan banyak ilmu pengetahuan akan lenyap tidak turun ke generasi berikutnya," terangnya.

Melalui kegiatan ini, Indrawati berharap sosialisasi terkait pelestarian naskah-naskah kuno bisa sampai ke masyarakat. Sehingga masyarakat bisa lebih terbuka dalam memberikan informasi dan data-data kepada Pemerintah Kabupaten Badung melaui Dinas Kebudayaan jika di wilayahnya ada tersimpan naskah kuno atau lontar. "Selain itu, jika ada masyarakat yang ingin naskah kuno atau lontarnya dirawat agar dapat menghubungi Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung," katanya.

Selain melakukan konservasi, Dinas Kebudayaan Badung juga melakukan upaya penyelamatan naskah kuno atau lontar seperti mereproduksi atau menyalin ulang terhadap beberapa lontar yang dinilai layak untuk dikoleksi oleh Dinas Kebudayaan. 

"Dari hasil reproduksi, lontar-lontar tersebut selanjutnya didigitalisasi agar masyarakat luas menjadi lebih mudah untuk mengakses informasi yang tersimpan dalam lontar melalui perangkat teknologi," imbuhnya.

Lebih lanjut Indrawati mengatakan, bahwa kegiatan ini akan berkelanjutan dengan menyasar lokus-lokus baru. "Jika kami tidak menemukan lokus baru, kami akan menyempurnakan kembali ataupun kita mengkonservasi secara berkala lontar-lontar yang ada di masyarakat. Sehingga akan terus menambah data dan informasi sejarah yang kita miliki di Kabupaten Badung," pungkasnya. @ind

Komentar