Pria Terancam Dibui 12.000 Tahun
Seorang pria Malaysia terancama hukuman 12.000 tahun di penjara karena diduga melakukan pelecehan seksual 646 kali terhadap putrinya sendiri.
Perkosa Putrinya 646 Kali
KUALA LUMPUR, NusaBali
Kejahatan seksual itu diduga dilakukan selama enam bulan saat remaja tersebut tinggal bersama predator yang tidak lain adalah ayahnya sendiri.
Harian The Independent seperti dilansir kompas, Kamis (10/8), melaporkan, pejabat pengadilan di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia, memerlukan waktu dua hari penuh untuk membacakan semua 646 tuduhan terhadap pria berusia 36 tahun, yang telah bercerai dari istrinya.
Dia didakwa dengan 599 tuduhan sodomi terhadap anak perempuannya yang berusia 15 tahun, serta jumlah inses, perkosaan, dan kejahatan seks lainnya, semua diduga dilakukan dalam periode enam bulan ketika gadis itu tinggal bersamanya.
Terdakwa, yang tidak dapat disebutkan namanya untuk melindungi identitas putrinya, menolak semua tuduhan dan kasus tersebut dalam sidang pada Kamis kemarin.
"Dia bakal menghadapi hukuman penjara lebih dari 12.000 tahun," kata Aimi Syazwani, seorang wakil jaksa penuntut umum, kepada AFP di sebuah pengadilan khusus, yang baru dibentuk untuk kejahatan seks terhadap anak-anak di ibu kota pemerintahan, Putrajaya.
Untuk setiap tuduhan sodomi, terdakwa bisa dikenai hukuman penjara maksimal 20 tahun, serta hukuman cambuk.
Ayah yang bejat itu juga menghadapi tuntutan pemerkosaan yang dikenai hukuman maksimal 20 tahun, dan 30 tuduhan lainnya yakni melakukan penyerangan seksual, masing-masing dikenai hukuman, hingga 20 tahun penjara.
Jaksa memperingatkan adanya kemungkinan pria tersebut bakal melarikan diri atau mengintimidasi saksi. Namun, hakim Yong Zarida Sazali membantah kemungkinan itu.
Terdakwa, yang bekerja memasarkan produk investasi, ditangkap pada Juli 2017 ini setelah ibu sang gadis korban perkosaan itu melaporkan kekerasan seksual atas anaknya ke polisi.
Terdakwa memiliki anak-anak lain, dan korban adalah anak perempuan tertuanya. Dia dikatakan telah memiliki hak asuh atas anak itu sejak dia dan ibu anak tersebut bercerai dua tahun lalu.
Pengadilan yang didedikasikan khusus untuk kejahatan seksual terhadap anak-anak didirikan di Malaysia pada Juni 2017 setelah serentetan kejahatan seksual yang keji di negara itu. *
Komentar