nusabali

Desa Wisata Butuh Pendampingan

  • www.nusabali.com-desa-wisata-butuh-pendampingan

Untuk perkuat branding agar potensinya bisa dieksplore lebih optimal

DENPASAR, NusaBali
Desa wisata di Bali dengan ‘isinya’ yakni warga desa dan kehidupan keseharian dengan kearifan lokal,  memiliki potensi besar menjadi kekuatan riil pariwisata Bali. Karenanya  perlu pendampingan dan promosi untuk  memperkuat branding. Dengan demikian potensi itu bisa dieksplore secara optimal.

Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Bali, I Made Mendra Astawa menyampaikan Selasa (23/7). “Dari waktu ke waktu kita lihat euforia  desa wisata semakin tinggi,” ujarnya.

Sebagai gambaran, Mendra menyebut terbentuknya Forkom Dewi di kabupaten/kota. Berawal dari perwakilan-perwakilan Forkom Dewi Bali, kemudian meningkat menjadi Forkom Dewi Kabupaten/Kota. Dari 9 kabupaten/kota di Bali, 7 kabupaten sudah ada Forkom Dewi-nya. Dua daerah  yang belum ada Forkom Dewi  yakni Kota Denpasar dan Kabupaten Bangli.

“Namun untuk Denpasar segera terbentuk dalam waktu dekat ini,” ujar  Mendra Astawa meyakinkan.

Desa wisata sendiri, jelasnya memiliki potensi besar dengan kekhasan dari masing- masing desa wisata bersangkutan. Contohnya Desa Wisata Serangan di Denpasar, memiliki potensi  toleransi (keagamaan) dan kuliner sea food. 

Desa Mayong, Buleleng, memiliki view persawahan untuk pengembangan eco tourism. Kemudian di Kabupaten Karangasem, diantaranya ada Desa Sidemen dan Desa Sibetan, juga memiliki potensi eco tourism dan kuliner.

Di Klungkung antara lain Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan. “Di sini wisatawan diajak bagaimana menjadi ‘orang Bali’ sehari,” ungkapnya.

Maksudnya ada pengelola wisata yang mengajak wisatawan, untuk melakoni bagaimana ‘model’ menjadi orang desa dengan aktivitas harian.

 “Jadi banyak potensi dari 239 desa wisata di Bali yang tercatat saat ini,” ujarnya.

Forkom Dewi kata Mendra Astawa kini tengah mempersiapkan portal untuk mempromosikan desa wisata-desa wisata yang ada di Bali.

”Mungkin nanti kita akan kerjasamakan platform yang sudah berkembang, sehingga lebih mempercepat promosi desa wisata, agar lebih cepat dikenal publik, di dunia,” jelasnya.

Menurut Mendra Astawa desa wisata perlu pendampingan lebih intenstif dari pemerintah, bersama pentahelix lainnya, yakni akademisi, bisnis, komunitas dan media. Tujuannya untuk mempersiapkan dan merancang produk atau paket-paket dan memperkuat brandingnya. “Kami Forkom Dewi juga siap bekerjasama dengan pentahelix yang ada,” kata Mendra Astawa.

Forkom Dewi Bali kini tengah mempersiapkan portal untuk mempromosikan desa wisata-desa wisata yang ada di Bali.

”Mungkin nanti kita akan kerjasamakan platform yang sudah berkembang, sehingga lebih mempercepat promosi desa wisata, agar lebih cepat dikenal publik, di dunia,” jelasnya. k17.

Komentar