Petrus Golose: Waspada! Narkoba Masih Mengancam Bali
MANGUPURA, NusaBali.com - Pengungkapan kasus narkoba di Bali belakangan ini menyita perhatian publik. Sebab, ternyata Pulau Dewata bukan lagi jadi sekadar tujuan pemasaran barang terlarang ini tetapi juga tempat produksi gelap yang melibatkan jaringan internasional.
Masih segar diingatkan masyarakat Bali, Mei lalu, Bareskrim Polri mengungkap aktivitas produksi narkoba pada sebuah vila mewah di Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, yang ternyata jadi selubung laboratorium klandestin (rahasia) memproduksi ganja hidroponik.
Kemudian, yang terbaru, Kamis (18/7/2024) lalu, BNN RI berhasil mengungkap produksi gelap dimethyltryptamine (DMT) yang sedang naik daun di Amerika Serikat sebagai ‘narkoba zombie.’ Laboratorium klandestin ditemukan di sebuah kebun vila di Desa Kelusa, Payangan, Gianyar.
Mantan Kapolda Bali (2016-2020) dan Kepala BNN RI (2020-2023) Komjen Pol (Purn) Prof Dr Petrus Reinhard Golose buka suara menanggapi situasi yang melanda bekas wilayah kerjanya ini. Ia berpesan, masyarakat agar tetap waspada lantaran Bali belum aman dari ancaman narkoba.
“Masyarakat Bali harus alert (waspada) bersama-sama, bahwa narkotika masih merupakan threat (ancaman) bagi Pulau Bali,” ujar Petrus kepada NusaBali.com ketika ditemui usai menghadiri pembukaan Bali International Choir Festival, Puspem Badung, Selasa (23/7/2024) malam.
Kata mantan ‘panglima perang’ melawan narkoba ini, penemuan laboratorium klandestin akhir-akhir ini bisa dijadikan babak baru meningkatkan kerja sama aparat dan masyarakat melawan narkoba. Masyarakat berperan besar jadi informan aparat ketika menemukan aktivitas mencurigakan di lingkungan sendiri.
Petrus juga mengingatkan bahwa narkoba adalah kejahatan transnasional yang tidak mengenal batas negara. Ini terbukti dengan ditemukannya keterlibatan warga negara internasional lintas benua. Untuk itu, jenderal bintang tiga Polri yang sedang menikmati pensiun sejak Desember 2023 ini menyarankan aparat menguatkan kerja sama internasional.
“Tetap harus dilaksanakan kerja sama internasional karena narkotika adalah transnational organized crime," tegas Petrus sembari mengulang dan memberi penekanan pada istilah ‘transnational organized crime’ atau kejahatan terorganisir transnasional.
Pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara 58 tahun silam ini memang memiliki pencapaian mentereng ketika masih mengomandoi kamtibmas di Pulau Dewata. Ia dikenal getol memerangi peredaran narkoba, kejahatan premanisme dan kelompok kejahatan terorganisir.
NusaBali.com mencatat, di bawah Petrus, Polda Bali menutup diskotek Akasaka di Jalan Teuku Umar, Denpasar yang jadi rahasia umum peredaran narkoba tahun 2017 lalu. Penutupan dilakukan pasca penggerebekan yang menemukan 19.000 butir pil ekstasi. Kasus ini melibatkan pengelola yang diduga menjadikan pengunjung konsumen pil narkoba jenis stimulan dan halusinogen ini.
Warganet tidak jarang mengungkap kerinduan era Petrus ketika masih menjabat Kapolda Bali yang dinilai mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat. Soal kata warganet ini, Petrus memastikan, “Nanti akan muncul Petrus-Petrus lainnya.” *rat
Kemudian, yang terbaru, Kamis (18/7/2024) lalu, BNN RI berhasil mengungkap produksi gelap dimethyltryptamine (DMT) yang sedang naik daun di Amerika Serikat sebagai ‘narkoba zombie.’ Laboratorium klandestin ditemukan di sebuah kebun vila di Desa Kelusa, Payangan, Gianyar.
Mantan Kapolda Bali (2016-2020) dan Kepala BNN RI (2020-2023) Komjen Pol (Purn) Prof Dr Petrus Reinhard Golose buka suara menanggapi situasi yang melanda bekas wilayah kerjanya ini. Ia berpesan, masyarakat agar tetap waspada lantaran Bali belum aman dari ancaman narkoba.
“Masyarakat Bali harus alert (waspada) bersama-sama, bahwa narkotika masih merupakan threat (ancaman) bagi Pulau Bali,” ujar Petrus kepada NusaBali.com ketika ditemui usai menghadiri pembukaan Bali International Choir Festival, Puspem Badung, Selasa (23/7/2024) malam.
Kata mantan ‘panglima perang’ melawan narkoba ini, penemuan laboratorium klandestin akhir-akhir ini bisa dijadikan babak baru meningkatkan kerja sama aparat dan masyarakat melawan narkoba. Masyarakat berperan besar jadi informan aparat ketika menemukan aktivitas mencurigakan di lingkungan sendiri.
Petrus juga mengingatkan bahwa narkoba adalah kejahatan transnasional yang tidak mengenal batas negara. Ini terbukti dengan ditemukannya keterlibatan warga negara internasional lintas benua. Untuk itu, jenderal bintang tiga Polri yang sedang menikmati pensiun sejak Desember 2023 ini menyarankan aparat menguatkan kerja sama internasional.
“Tetap harus dilaksanakan kerja sama internasional karena narkotika adalah transnational organized crime," tegas Petrus sembari mengulang dan memberi penekanan pada istilah ‘transnational organized crime’ atau kejahatan terorganisir transnasional.
Pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara 58 tahun silam ini memang memiliki pencapaian mentereng ketika masih mengomandoi kamtibmas di Pulau Dewata. Ia dikenal getol memerangi peredaran narkoba, kejahatan premanisme dan kelompok kejahatan terorganisir.
NusaBali.com mencatat, di bawah Petrus, Polda Bali menutup diskotek Akasaka di Jalan Teuku Umar, Denpasar yang jadi rahasia umum peredaran narkoba tahun 2017 lalu. Penutupan dilakukan pasca penggerebekan yang menemukan 19.000 butir pil ekstasi. Kasus ini melibatkan pengelola yang diduga menjadikan pengunjung konsumen pil narkoba jenis stimulan dan halusinogen ini.
Warganet tidak jarang mengungkap kerinduan era Petrus ketika masih menjabat Kapolda Bali yang dinilai mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat. Soal kata warganet ini, Petrus memastikan, “Nanti akan muncul Petrus-Petrus lainnya.” *rat
Komentar