Mesin Produksi RDF di TPA Peh Segera Ditambah
NEGARA, NusaBali - Pengolahan sampah menjadi refuse derived fuel (RDF) sejenis material untuk bahan bakar, di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, sudah beroperasi. Namun hasil produksi RDF belum bisa mencapai jumlah yang diharapkan.
Oleh karena itu, Pemkab Jembrana berrencana menambah sejumlah mesin untuk mengoptimalkan pengolahan sampah maupun produksi RDF di TPA setempat. Hal tersebut disampaikan Bupati Tamba saat kembali turun bersama sejumlah tim terkait di TPA Peh, Rabu (24/7).
Tim yang datang langsung melihat proses pengolahan sampah menjadi RDF itu, diantaranya dari PT Wisesa Global Solusindo yang menjadi pihak penyedia mesin pengolah sampah. Kemudian dari PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) selaku pengguna RDF dan PT Bhakti Bumi selaku penyedia mesin penunjang untuk produksi RDF. "Tim kita datangkan kembali untuk mengecek ulang untuk melihat dari sisi mananya yang kurang. Yang datang hari ini para ahli-ahlinya. Kita bertukar pikiran secara menerus. Jadi apa yang kita harapkan dan rencanakan untuk zero waste ini, untuk sampah eksisting yang harus kita habiskan ini," ujar Bupati Tamba.
Bupati Tamba mengatakan, mesin pengolahan sampah yang berkapasitas jumbo, sudah bekerja dengan baik. Namun mesin pendukung lainnya masih perlu ditingkatkan. "Kalau kita hanya mengandalkan mesin ini, mesin sudah oke. Tetapi setelah dihilirnya kita masih perlu alat-alat yang bisa menambah kecepatan produksi daripada mesin ini. Seperti mesin pencacah, kemudian juga mesin packing," ucapnya.
Menurut Bupati Tamba, hasil produksi RDF kualitasnya sudah cukup baik. Setelah dilakukan penambahan ataupun upgrade mesin, dirinya yakin dapat mengatasi persoalan yang sudah bertahun-tahun menggunung di TPA Peh ini. "Saya optimis kita bisa menyelesaikan sampah-sampah eksisting dan sampah baru. Kalau kita sudah rubah mesin ini dari satu mesin ke mesin yang lain, pakai sistem konveyor semua, target 200 ton dalam satu hari bisa kita capai," tandasnya.
Sementara pimpinan PT Bhakti Bumi, Marsono mengatakan, mesin yang ada saat ini sudah bekerja secara baik. Tapi menurutnya perlu ada sejumlah mesin penunjang lagi yang bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas RDF yang dihasilkan. "Kita tambah alat, alat juga tidak terlalu mahal. Tapi kita mengikuti keadaan sampah yang ada di Jembrana," ucapnya.
Marsono mengatakan, segera mendatangkan beberapa mesin penunjang. Dia berharap dengan semakin lengkapnya mesin ini, proses pengolahan sampah dapat semakin maksimal. "Yang akan kami datangkan baru 3 unit saja. Tapi akan ada tambahan-tambahan berikutnya sehingga nanti ketika hujan pun masih bisa berproduksi," ujarnya.
MSW RDF Business Development Manager PT SBI, Ruchiyat mengatakan, produksi RDF di TPA Peh sudah cukup baik. Menurutnya, secara ukuran dan tingkat kelembabannya sudah memenuhi standar. Namun, dirinya juga memberikan sejumlah saran untuk penambahan beberapa mesin lagi yang bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas RDF yang dihasilkan.
"Tadi saya sudah memberi masukan ke tim Wisesa untuk mengimprove terkait masalah organik yang masih terbawa. Ini mungkin perlu untuk ada additional filtering atau penambahan alat untuk mengurangi organik. Karena kalau terbawa, secara kalori akan menurunkan harga dan kualitas RDF," ucap Ruchiyat.7ode
Komentar