nusabali

Warga Dadia Tangkas Gelar Ngaben Arisan

  • www.nusabali.com-warga-dadia-tangkas-gelar-ngaben-arisan

AMLAPURA, NusaBali - Warga Dadia Tangkas Kori Agung menggelar ngaben arisan untuk 34 sawa atau roh, di Setra Banjar Dukuh, Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen, Karangasem, Wraspati Pon Landep, Kamis (25/7). Arisan dimaksud, semua warga di Banjar Dukuh wajib urunan Rp 2,5 juta, termasuk krama atau warga yang tidak punya sawa.

Hanya krama yang punya sawa saat ngaben dilaksanakan dapat memanfaatkan dana yang terkumpul. Oleh karena itu setiap ada upacara semua krama kena urunan, besarannya sama dengan yang punya sawa. 

“Di sini ada 73 KK yang tinggal di Banjar Dukuh, dan 78 KK di luar Banjar Dukuh, per KK kena Rp 2,5 juta,” kata Kelian Dadia Tangkas Kori Agung yang juga Ketua Panitia Upacara Ngaben Putu Suada.

Itu artinya, lanjut Putu Suada, pada akhirnya semua krama Banjar Dukuh, akan memiliki sawa untuk diaben. Ngaben massal ini, terlaksana setiap 10 tahun sekali. “Kali ini ngaben massal yang keempat sejak tahun 1994,” katanya.

Krama tidak lagi keluar biaya apa-apa selain urusan Rp 2,5 juta, kecuali dapat tugas mengerjakan seluruh keperluan upakara secara bersama-sama. 

Bukan hanya untuk keperluan ngaben, biaya itu juga untuk upacara ngeroras yang puncaknya Anggara Kliwon Kulantir, Selasa (6/8), juga untuk upacara ngalinggihang di Pura Dadia Tangkas Kori Agung.

Setiap hendak menggelar ngaben massal katanya, krama Dadia Tangkas Kori Agung menggelar paruman, untuk menyepakati biaya yang akan dikeluarkan. Sebab, setiap menggelar ngaben, biayanya beda-beda karena rentang ngaben 10 tahun.


Misalnya untuk tahun 2014, biaya yang keluar per KK, sebanyak Rp 1,5 juta. “Sehingga bagi krama yang punya sawa, yang memanfaatkan dana yang terkumpul, di saat upacara ngaben,” tambahnya.

Upacara ngaben arisan itu, dipuput dua sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Jelantik Dwipayana dari Geria Wanasari, Banjar Wanasari, Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen, dan Ida Pedanda Istri Kemenuh dari Geria Kemenuh, Banjar Wangsean, Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen.

Ida Pedanda Kemenuh mengatakan, tujuan ngaben, untuk ada dua, menyucikan roh fase pertama sehingga bisa kembali ke asalnya, Bhwah Loka, atau alam pitra, dan tujuan kedua mengembalikan jasadnya ke Panca Mahabhuta. 

“Ngaben itu kan menyucikan roh fase pertama, makanya perlu upacara lanjutan namanya ngeroras untuk menyucikan roh fase kedua, agar rohnya bisa dilinggihang di rong dua, menjadi Ida Bhatara Hyang Kompyang,” jelas Pedanda Kemenuh.

Perbekel Talibeng I Ketut Mudiasa, mengaku  mengupacarai 4 sawa, milik 12 KK. “Tetap saya bayar urunan Rp 2,5 juta per KK,” kata Mudiasa. Warga Ni Kadek Dwi Widiantari yang mengupacarai ayah kandungnya juga mengaku kena biaya Rp 2,5 juta. 

Di bagian lain ngaben di Banjar/Desa Adat Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat menurut Bendesa Adat Geriana Kauh I Nyoman Suberata, mengupacarai 32 sawa per sawa kena Rp 12 juta, dan ngaben di Banjar Darma Sila, Desa Adat Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat mengupacarai 14 sawa, per sawa kena Rp 15,5 juta.7k16 

Komentar