Warga Desa Pejukutan Krisis Air
Wakil Ketua DPRD Klungkung
I Wayan Baru
Krisis Air
Perumda Air Minum Panca Mahottama
I Nyoman Renin Suyasa
Dalam sebulan rata-rata masyarakat menghabiskan tiga tangki air.
SEMARAPURA, NusaBali - Masyarakat Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, kesulitan mendapatkan pelayanan air bersih. Warga harus membayar mahal untuk bisa menikmati air bersih.
Bahkan, ada yang sampai menjual sapi demi bisa mendapatkan air di wilayah tersebut. Wakil Ketua DPRD Klungkung I Wayan Baru mengungkapkan mahalnya harga air bersih karena tidak ada instalasi air bersih yang disambungkan ke Desa Pejukutan.
Menurut politisi Gerindra asal Desa Sakti, Nusa Penida ini, di rumah-rumah warga hanya ada tempat penampungan air hujan atau cubang yang pada musim-musim kemarau seperti saat ini tidak terisi air. "Agar bisa menikmati air bersih masyarakat terpaksa membeli air bersih dengan harga Rp 300 ribu untuk satu tangki dengan ukuran 2.200 liter," ujar Wayan Baru, Jumat (26/7).
Dalam sebulan masyarakat rata-rata menghabiskan tiga tangki untuk satu keluarga. Di saat ada upacara adat kebutuhan air semakin tinggi. "Hal ini membuat masyarakat yang hendak melaksanakan upacara harus menjual sapinya hanya untuk membeli air bersih," ujar Wayan Baru.
Warga Banjar/Desa Pejukutan, I Wayan Gedan dan I Kadek Windra mengatakan saat musim kering saat ini tidak ada hujan di Nusa Penida sehingga cubang-cubang menjadi kosong. Rata-rata masyarakat dalam sebulan menghabiskan dua sampai tiga tangki per bulan. Itu pun sudah sangat mengirit air. "Harga air satu mobil tangki sangat mahal tapi terpaksa harus beli demi kebutuhan. Masyarakat pun harus membeli air ke penjual air dengan harga Rp 300 ribu per tangki," ujarnya.
Wayan Baru berharap krisis air yang tidak kunjung selesai sampai saat ini bisa segera diatasi. Sebab air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang wajib dipenuhi pemerintah. Masalah ini sudah disampaikan kepada Kepala UPT Perumda Air Minum, tapi tidak juga ada respon.
Dirut Perumda Air Minum Panca Mahottama Klungkung, I Nyoman Renin Suyasa, mengakui Desa Pejukutan sampai saat ini belum teraliri air. Dia sudah mengajukan Desa Pejukutan bersama Desa Tanglad, Kecamatan Nusa Penida dengan jumlah sambungan mencapai 1.100 titik dalam program Inpres Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik.
Namun yang disetujui hanya 367 sambungan yang semuanya ada di Desa Tanglad. Hal ini disebabkan keterbatasan jaringan dan distribusi air yang hanya cukup untuk di Desa Tanglad saja. Menindaklanjuti keluhan masyarakat, Renin akan mengupayakan agar mendapatkan bantuan pusat untuk sambungan air bersih di wilayah Desa Pejukutan. "Kami tengah berproses untuk mengusulkan lagi melalui bantuan pusat," ujar Renin. 7 wan
1
Komentar