nusabali

Usaha Rumahan Mie Kelor Gud di Desa Buahan, Tabanan

Dipersiapkan Ekspor ke Laos dan Korsel

  • www.nusabali.com-usaha-rumahan-mie-kelor-gud-di-desa-buahan-tabanan

TABANAN, NusaBali - Usaha rumahan milik I Wayan Sumerta Yasa berupa daun kelor yang diolah menjadi mie dikenal dengan nama Mie Kelod Gud. Mie ini akan menembus pasar ekspor.

Saat ini produk tersebut sedang mengikuti proses kurasi. Tujuan negara yang akan menjadi sasaran ekspor, yakni Laos dan Korea Selatan.  Sumerta Yasa mengatakan proses untuk mencapai ekspor ini diprediksi masih lama. Karena saat ini sedang mengikuti proses kurasi.

"Proses kurasi ini produk dikirim ke negara ke negara untuk dites. Ya diprediksi palingan sampai 1 tahun untuk menunggu bisa diekspor," katanya saat ditemui di rumahnya Banjar Buahan Tengah, Desa Buahan, Kecamatan Tabanan, Kamis (25/7).

Menurutnya, jika proses ekspor ini tuntas, maka pihaknya bersiap akan mengikuti pesanan. Apalagi saat ini produk Mie Kelod Gud sudahmemiliki varian berbeda. Mulai dari mie goreng, mie kuah, hingga mie kuah varian be tutu.

"Kalau untuk ekspor itu barangnya akan diangkut dengan kontainer. Namun hal itu akan kami kondisikan. Apalagi nanti kami juga bakal dibantu mesin oleh Pemkab Tabanan," tegasnya.

Kata Sumerta Yasa, saat ini untuk memaksimalkan kualitas produk dari segi ketahanan masih terus dipantau. Sebab produk mie kelor yang dibuat ini tanpa pengawet. "Sekarang ketahanan mie ini bisa tahan 6 - 8 bulan. Mudah-mudahan nanti bisa sampai satu tahun," harapnya.

Dia menegaskan kini dirinya masih memroduksi hampir setiap hari. Jumlahnya mencapai 100 pcs semua varian mie. Harga mie kelor yang dibuat dibandrol per pcs mulai dari Rp 6.000 sampai Rp 12.000. "Pemasaran kami sudah tembus ke toko modern, dan toko oleh-oleh. Mudah-mudahan terus berkembang untuk bisa memperkenalkan produk lokal khas Desa Buahan," tegasnya.

Untuk diketahui, Sumerta Yasa adalah salah seorang ASN di lingkungan Dinas Pendidikan. Dia menciptakan produk industri kecil menengah (IKM) lokal Bali yang tergolong langka. Produk tersebut berupa mie instan berbahan daun kelor yang dinamakan ‘Mie Kelor Gud’.

Mie Kelor Gud buatan Wayan Sumerta Yasa mengolaborasikan bumbu Bali dan bumbu Lampung. Pengolahan mie instan di rumahnya, Banjar Buahan Tengah, Desa Buahan, Kecamatan Tabanan. Mie ini berbeda dari mie instan umumnya. Sebab mie instan berbahan daun kelor dibuat tanpa bahan pengawet.

Proses pembuatan mie instan berbahan daun kelor ini sebetulnya sama seperti mie pada umumnya. Dimulai dengan memblender daun kelor, kemudian diambil saripatin. Saripati daun kelor ini kemudian dicampur dengan tepung berprotein tinggi. Selanjutnya, adonan tersebut diproses sejam untuk menciptakan tekstur mie yang diinginkan.

Menurut Sumerta Yasa, usaha mie instan berbahan daun kelor yang diberi nama Mie Kelor Gud ini dirintis sejak awal pandemi Covid-19, Februari 2020 lalu. Sebelum rintis usaha mie instan berbahan daun kelor, Sumerta Yasa sempat membuat mie tektek khas Lampung.

“Namun, karena ingin membuat produk yang sehat, akhirnya saya membuat mie instan berbahan lokal yakni daun kelor. Apalagi, daun kelor khasiatnya melebihi sayur wortel. Sebab bisa dikonsumsi oleh orang yang sedang diet karena karbohidratnya rendah," tuturnya.

Sumerta Yasa tertarik membuat mie instan berbahan daun kelor dengan beberapa alasan. Salah satunya, melihat fenomena sekarang di mana masyarakat tak bisa terlepas dari HP.

Kebiasaan ini ternyata diikuti oleh anak-anak sampai lupa untuk bersosialiasi dengan teman sejawatnya. Bermain HP yang terlalu sering menimbulkan masalah pada mata, sehingga banyak anak usia dini sudah harus memakai kacamata. Lagipula, mereka tidak suka mengkonsumsi sayur.

“Kondisi inilah yang membuat saya tergerak ingin membantu, karena banyak anak-anak tidak suka mengkonsumsi sayur, apalagi mengkonsumsi sayur kelor yang rasanya agak pahit. Padahal, daun kelor amat berkhasiat. Makanya, saya kemas daun kelor lewat mie,” cerita Sumerta Yasa.7des

Komentar