Spanduk Sukrawan-dr Caput Bermunculan, Keduanya Berkelit, di Sejumlah Titik Strategis di Buleleng
Dokter Caput menegaskan dia yang lahir dan besar di PDIP tidak pernah menoleh ke kiri dan kanan, dia memastikan berjalan tegak lurus dengan aturan partai
SINGARAJA, NusaBali
Dalam beberapa hari terakhir, spanduk berisikan foto elite partai politik Dewa Nyoman Sukrawan (Demokrat) dan dr Ketut Putra Sedana alias dokter Caput (PDIP) muncul di titik strategis kota Singaraja. Meski hanya memasang foto saat berjalan santai tanpa tulisan dan kalimat pencalegan, spanduk tersebut seakan membuat kesan bahwa keduanya akan berpaket sebagai Bakal Calon Bupati-Bakal Calon Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) di Pilkada Buleleng 2024 mendatang. Munculnya spanduk ini juga setelah keduanya terlihat ‘mesra’ saat berolahraga bersama di Taman Kota Singaraja, Sabtu (20/7) pagi lalu.
Foto pada spanduk ini juga diambil saat keduanya melakukan olahraga pagi tersebut. Saat itu, keduanya sepanjang berolahraga pagi terus beriringan dan tampak ngobrol intens sebelum akhirnya pulang ke rumah masing-masing.
Spanduk berukuran kurang lebih 3x1 meter tersebut terpasang di beberapa titik strategis di Kota Singaraja, seperti di Jalan Surapati, Jalan Erlangga, Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Banyuning, Jalan Serma Karma hingga daerah Sangket. Namun, hingga kini belum diketahui siapa yang memasang spanduk-spanduk tersebut.
Dr Ketut Putra Sedana alias dr Caput saat dikonfirmasi, Minggu (28/7) menegaskan spanduk-spanduk tersebut bukan berasal darinya. Dia pun menyayangkan spanduk tersebut terpasang, karena bertentangan dengan nilai-nilai yang selama ini dijaganya. “Ini pekerjaan kelompok-kelompok orang yang saya tidak tahu apa maksud dan keinginannya. Karena saya selama ini turun ke masyarakat hadir langsung kerja nyata. Bukan dengan kata-kata atau baliho,” terang Sedana Putra yang mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Bupati Buleleng melalui PDI Perjuangan (PDIP) ini.
Dia juga menyebut tidak setuju dengan pemasangan baliho tersebut karena tidak ada nilai positif dan tidak ada manfaat untuk masyarakat serta mengotori perwajahan kota. Lalu bagaimana dengan kedekatannya dengan Dewa Sukrawan selama ini, apakah jika dipinang dan loncat pagar ke partai lain bersedia? Dokter Caput pun menegaskan dia yang lahir dan besar di PDI Perjuangan tidak pernah menoleh ke kiri dan kanan. Dia menegaskan berjalan tegak lurus dengan ajaran dan aturan partai. Hingga saat ini dia pun mengaku belum ada pikiran untuk loncat ke partai lain untuk maju di Pilkada Buleleng 2024.
Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Buleleng ini pun mengakui, jika aksi sosial yang intens dilakukannya tidak hanya saat jelang Pilkada, tetapi sudah dilaksanakan sejak dulu. “Kegiatan sosial saya lakukan bukan ambisi untuk kekuasaan. Tetapi kalau kita tidak pernah tahu kondisi masyarakat sebenarnya untuk apa,” terang dokter spesialis kandungan ini saat memberi pengobatan gratis untuk nelayan Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah melalui sambungan telepon Dewa Nyoman Sukrawan juga mengatakan tidak tahu yang membuat spanduk tersebut. Dia menilai spanduk tersebut dipasang karena penilaian masyarakat Buleleng. “Kasih saja yang buat, masalah nanti masyarakat berpikiran A atau B mereka yang menilai, itu hanya foto dipasang mau gimana lagi,” jawab Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Demokrat Bali ini singkat. Dia pun mengaku belum menentukan arah berpaket dengan siapa saat Pilkada Buleleng 2024.
Sukrawan yang juga mendaftar sebagai Bacabup di sejumlah parpol di Buleleng ini mengaku masih mengkaji segala peluang. Soal kedekatannya dengan dr Caput yang tersorot kamera belakangan ini disebutnya hanya silaturahmi biasa. Politisi kawakan asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng ini menyabut dalam dunia politik segala kemungkinan dapat terjadi.
Sebelumnya Dewa Sukrawan menyebutkan melihat peta politik terkini, di Pilkada Buleleng 2024 berpeluang ada tiga pasangan calon yang akan memperebutkan kursi Bupati dan Wakil Bupati Buleleng. Demokrat sebagai peraih 3 kursi DPRD Buleleng, disebutnya sudah menyiapkan strategi dan ancang-ancang. Terlebih pasca Bacabup Golkar I Nyoman Sugawa Korry melamar I Made Sundayana berpaket menjadi bacawabupnya beberapa waktu lalu. Demokrat yang menyatakan diri bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM), membuat peluang Sukrawan untuk diusung memicu persaingan ketat. Kondisi tersebut membuat Demokrat menggencarkan komunikasi dengan partai lain untuk membangun koalisi baik di intern maupun di luar KIM.
Untuk diketahui syarat partai politik (parpol) atau gabungan parpol untuk bisa mengusung pasangan Cabup-Cawabup di Pilkada Buleleng 2024 minimal memiliki 20 persen kursi di DPRD Buleleng hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2024. Adapun prosentase perolehan kursi di DPRD Buleleng periode 2024-2029, yakni PDIP menguasai 18 kursi (40,00%) dari total 45 kursi yang ada di parlemen. Selanjutnya Partai Golkar, menguasai 11 kursi (24,44%) dari 45 kursi di DPRD Buleleng. Kemudian ada Partai NasDem yang merebut 6 kursi (13,33%), Partai Gerindra yang menguasai 4 kursi (8,89%). Partai Demokrat yang merebut 3 kursi (6,67%), Partai Hanura yang mengumpulkan 2 kursi (4,44%), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang meraih 1 kursi (2,22%). 7 k23
1
Komentar