nusabali

UVJF 2024 Kembali Bawa Musik Jazz ke Pulau Dewata

  • www.nusabali.com-uvjf-2024-kembali-bawa-musik-jazz-ke-pulau-dewata

DENPASAR, NusaBali - UVJF (Ubud Village Jazz Festival) akan  kembali membawa musik jazz ke Pulau Dewata. Menghadirkan belasan grup musik nasional dan internasional, festival yang digelar untuk tahun ke-11 akan menyuguhkan kualitas musik yang berkembang di bagian selatan Amerika Serikat ini.

Sama seperti tahun lalu, UVJF 2024 akan kembali dihelat di Hotel Sthala Ubud, Gianyar, pada 2-3 Agustus 2024. Para musisi jazz yang tampil yakni Adien Fazmail Quinteto (Indonesia), Benny Irawan Trio (Indonesia), Claude Diallo bersama Indra Gupta dan Gustu Brahmanta (Swiss-Indonesia), Collective Harmony (Indonesia), Eric Chong Trio bersama Kanhaiya (Hongkong-Indonesia), FAWR (Indonesia), Galaxy Bigband (Indonesia), Jazz Centrum (Indonesia), New Centropezn (Rusia), Noe Clerc Trio (Perancis), Rodrigo Parejo Quartet (Spanyol-Indonesia), Simone Prattico Trio (Italia), Uwe Plath Quartet (Jerman), dan Zagorski-Skowronski Project feat Kajetan Galas (Polandia).

“Kami perlu selalu mengedukasi masyarakat dan memperkenalkan kembali jazz. Jazz adalah bentuk musik yang membutuhkan tingkat apresiasi tertentu dari para penonton untuk menikmatinya,” ujar Co-Founder UVJF Yuri Mahatma saat konferensi pers, Kamis (25/7) di Sthala Ubud. 

Berawal dengan konser jazz kecil dan sesi jam session, Yuri bersama Anom Darsana bersama-sama berkomitmen untuk membuat festival jazz internasional yang disegani dan 100 persen didukung dan dijalankan oleh para jenius lokal Bali.

“Bagi seorang musisi jazz, hakikat jazz adalah kebebasan melalui improvisasi. Improvisasi berarti interpretasi. Untuk bisa menafsirkan, kita perlu terliterasi tentang beberapa topik. Topiknya, sejarahnya, filsafatnya, dan sebagainya. Tidak mungkin seseorang bisa mengaku dirinya musisi jazz hanya karena ia bisa memainkan beberapa lick yang bagus. Dan hakikat ini bisa dianalogikan dengan kehidupan secara umum,” beber Yuri yang juga seorang musisi jazz. 

Sementara itu, Anom Darsana menegaskan UVJF tidak selalu soal mencari keuntungan bisnis. Baginya komitmen dalam menghadirkan kualitas musik jazz selalu menjadi yang utama. Salah satu keunikan UVJF yang tidak dimiliki festival musik jazz lainnya adalah komitmennya yang murni hanya mengusung musik jazz dalam setiap pertunjukannya. 

Meskipun jazz merupakan musik yang kompleks, Anom Darsana mengatakan jazz tetaplah sebuah seni, bukan matematika atau sains. Jazz tetap harus menjaga hubungan emosional dengan para pendengarnya. “UVJF adalah platform untuk mengekspresikan komitmen kuat kami terhadap ide dan konsep. Dan itulah yang membuat kami sangat unik,” sebut pria yang pernah ikut menyelenggarakan sejumlah festival musik di Swis. 

Sebuah perpaduan dari musik jazz yang hebat, kualitas audio yang luar biasa, dan tata letak tempat yang mengagumkan adalah salah satu aspek yang membuat UVJF selalu layak ditunggu setiap tahunnya. Tiga panggung terbuat dari bahan alami akan menjadi pusat perhatian selama dua hari penyelenggaraan. Di sisi lain, UVJF 2024 juga punya misi kemanusiaan untuk anak-anak penderita kanker. 

“Ada 110 artis yang masing-masing akan membuat lampion. Hasil penjualannya akan didonasikan kepada Yayasan Kanker Anak Indonesia,” ungkap arsitek venue UVJF 2024 Diana Surya. 7 a

Komentar