Bantah Kelas Menengah RI Jatuh Miskin, Pemerintah: Mereka Ganti Kerja
Kementerian PANRB
COVID-19
ekonom
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia
Telisa Aulia Falianty
PHK
JAKARTA, NusaBali - Ekonom menilai daya beli kelas menengah RI tengah tertekan, bahkan sebagian di antaranya terpaksa turun ke kelas ekonom yang lebih rendah. Sulitnya mencari pekerjaan yang layak dinilai menjadi salah satu pemicunya.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia Telisa Aulia Falianty menilai tergerusnya daya beli berhubungan dengan struktur tenaga kerja yang berubah. Dia mengatakan RI saat ini kebanjiran pekerja informal.
"Daya beli yang tergerus juga berhubungan dengan struktur tenaga kerja yang didominasi sektor informal," kata Telisa.
Banyaknya kelas menengah jatuh miskin diragukan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. Menurut dia, yang terjadi hanyalah pergeseran pola kerja yang membuat mereka tidak tercatat dalam statistik.
"Yang mungkin buat saya adalah terjadi migrasi dari mereka yang bekerja di sektor formal. Sekarang bekerja sendiri, menjadi self-employee," kata Suharso ditemui di Kementerian PANRB, Jakarta, seperti dilansir CNBCIndonesia.com, Selasa, (30/7).
Suharso mengatakan masa pandemi Covid-19 melahirkan kelas pekerja baru, yaitu mereka yang bekerja dari rumah atau work from home. Para pekerja ini, kata dia, kemudian meninggalkan pekerjaannya di perusahaan untuk membangun usahanya sendiri yang berbasis digital.
"Saya kasih contoh, banyak anak-anak Indonesia sekarang mendapatkan pekerjaan menggambar dari perusahaan-perusahaan besar di Amerika dan sebagainya," ujar Suharso.
Sayangnya, Suharso mengatakan mereka yang berpindah pekerjaan ini belum tercatat dalam data pemerintah. Sehingga seolah terjadi penurunan proporsi kelas menengah dari seluruh populasi di Indonesia. Padahal yang terjadi, kata dia, mereka hanya tidak tercatat.
"Nah kita belum punya data ini, migrasi ini," ujar Suharso. Sebelumnya, sejumlah ekonom menyebut jumlah kelas menengah di Indonesia semakin berkurang setelah pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, proporsi kelas menengah mencapai 21,4% dari populasi. Namun, setelah pandemi jumlahnya tinggal 17,4%.
Sementara itu, proporsi kelompok aspiring middle class (AMC) atau calon kelas menengah juga tercatat naik. Sejalan dengan kenaikan proporsi kelas rentan. Data ini menunjukan bahwa banyak kelas menengah RI yang turun ke kelas AMC. Sementara itu, kelas AMC turun ke kelas rentan.
Menurunnya proporsi kelas menengah ini ditengarai disebabkan karena merosotnya pendapatan hingga PHK yang terjadi selama pandemi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia sempat melonjak 2,67 juta menjadi 9,77 juta (7,07%) per Agustus 2020 dari 7,1 juta orang (5,35) per Agustus 2019 atau sebelum pandemi.
PHK ini membuat masyarakat beralih dari pekerja formal ke informal. Data BPS menunjukkan proporsi pekerja informal Indonesia saat ini tercatat 59,17%, melesat dibandingkan per Agustus 2019 yakni 55,88%. 7
1
Komentar